Search

Fakta Tol Layang Japek: Bergelombang, Tak Ada Emergency Exit

Jakarta, CNBC Indonesia - Keberadaan Tol Jakarta-Cikampek (Japek) II Elevated tak pernah sepi dari perhatian publik. Struktur jalan bergelombang yang sempat ramai dibicarakan netizen memantik tanggapan Pemerintah.

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono mengatakan Tol Japek II elevated secara keseluruhan aman untuk dilewati karena sudah melewati uji beban.


"Kalau aman ya aman, sudah dialihfungsikan, sudah saya uji beban, strukturnya aman," kata Basuki.

Mengenai postingan foto penampakan Tol Japek II elevated bak ombak yang beredar di media sosial, Basuki menyarankan untuk melihatnya langsung ke lapangan. Sebab, menurutnya hal itu terjadi karena teknik fotografi.

"Kalau itu kan cuma permainan focal point depth of field-nya fotografi kan, tanyakan ke siapa yang memuat itu," ucapnya.


Sebelumnya Dirjen Perhubungan Darat Kemenhub Budi Setiyadi mengatakan tidak merekomendasikan kecepatan di atas 80 Km/Jam untuk menghindari lompatan di expansion joint atau sambungan. Kondisi sambungan di Japek II memang tak mulus.

Menurutnya, orang di dalam kendaraan yang melintasi expansion joint tersebut masih bisa merasakan getaran. Tingkat getarannya hampir mirip seperti melintasi polisi tidur di jalan-jalan perkampungan.

"Kalau kecepatan tinggi itu potensinya gini, kayak lompat sedikit. Itu yang bahaya," kata Budi Setiyadi dalam konferensi pers di kantornya, Jakarta, Senin (16/9/2019).

Terlepas dari jalan bergelombang, ternyata emergency exit atau akses darurat di Tol Japek II Elevated belum dibangun meski tol itu sudah beroperasi sejak 15 Desember 2019. Pihak operator masih proses membuat emergency exit.

Alhasil, ada warga yang terpaksa buang air kecil di tengah jalan layang karena terjebak macet pada Sabtu (21/12/2019). Seharusnya emergency exit atau tangga darurat bisa jadi akses ke toilet di bawah tol layang yang harus disiapkan.

Menteri PUPR Basuki Hadimuljono menjelaskan bahwa sebenarnya sudah tersedia rest area sebelumnya pintu masuk jalur layang. Artinya, pengguna jalan bisa ke rest area itu terlebih dahulu untuk mengantisipasi agar tidak kebelet kencing di tol layang.

"Ada [rest area], ya ada kan, pasti ada kan, yang di Bekasi juga ada, dekat rumah saya dulu juga ada di sana," kata Basuki di kantornya, Senin (23/12/2019).

Ke depan, pihaknya juga akan membangun emergency exit. Sebanyak 8 emergency exit disiapkan, namun belum jelas tahapan pembangunannya.

"Tapi harus turun, kalau ada yang mau buang air. Sebetulnya buat emergency untuk turun ke bawah. Nah kalau sampai buang air itu pasti dia emergency, ya kan, emergency itu macam-macam, salah satunya itu, dia bisa turun," bebernya.

Sayangnya, saat ini emergency exit itu belum tersedia. Basuki meminta pengguna jalan memilih lewat jalur bawah saja jika tak ingin terjebak macet di atas.

"Nantinya, nanti ada, sedang dibikin," kata Basuki.

Mengenai emergency exit, CNBC Indonesia sempat bertanya kepada Direktur Utama PT Jasa Marga Jalan Layang Cikampek (JJC) Djoko Dwijono. CNBC Indonesia sempat meminta dokumentasi soal penampakan tangga darurat atau emergency exit di Tol Japek II, tapi tak mendapat respons pada 12 Desember dan 23 Desember 2019.

Namun, Djoko sempat menjelaskan soal kelengkapan Tol Japek II termasuk keberadaan emergency exit.

Pertama, titik tempat putar balik kendaraan atau u-turn. Jumlahnya sebanyak 8 titik, artinya bila dibagi rata-rata, setiap jarak 4,5 km ada satu u-turn yang memungkinkan kendaraan bisa putar arah dalam kondisi darurat.

"Ada delapan u-turn ada di km 13, km 17, km 21, km 24, km 28, km 31, km 36, km 38," kata Djoko kepada CNBC Indonesia, Senin (9/12/2019).

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2tNsKVl

December 24, 2019 at 05:33PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Fakta Tol Layang Japek: Bergelombang, Tak Ada Emergency Exit"

Post a Comment

Powered by Blogger.