Jakarta, CNBC Indonesia- BPH Migas menargetkan menyelesaikan pemasangan digital nozzle di 5.518 SPBU milik Pertamina pada Juni 2020. Hingga saat ini telah terpasang digital nozzle pada 2.539 SPBU Pertamina.
"Dua hari lalu BPH Migas telah mengundang direksi Pertamina dan Telkom, dan sepakat digital nozzle ini akan selesai pada Juni 2020," kata Kepala BPH Migas Fanshurullah Asa, Rabu (18/12/2019).
Digital nozzle menurut dia efektif dalam pengawasan BBM bersubsidi. Dalam digital nozzle menurutnya ada tiga tahap yang bisa dilakukan, pertama ATG yang dipasangi di penampungan. Cara ini bisa membuat permintaan lebih efektif, karena jika terdeteksi sudah berada di batas minimal maka akan langsung ada pengiriman.
"Jadi dari Pertaminanya juga jelas, kalau dulu kan bayar dulu baru kirim. Nanti ga begitu lagi, kalau sudah kelihatan stoknya di bawah maka akan langsung dikirim," kata Fanshurulla.
 Foto: M. Fanshurullah Asa. (Dok Migas) |
Dengan begitu nantinya akan ketahuan SPBU mana yang tangki timbunnya tinggi, dan bisa terlihat sumber solarnya. Selain itu, jika solar nya habis namun penyalurannya tidak sesuai maka ada penyimpangan.
Tahap selanjutnya adalah EDC, untuk mengubah pola pembayaran dari tunai ke nontunai. Idealnya, BPH Migas meminta adanya CCTV untuk mencatat nomor polisi kendaraan yang akan terkoneksi langsung dengan sistem BPH Migas.
"Ini karena setiap bulan kami harus verifikasi dan menyetujui untuk BBM bersubsidi ini kami kirim ke Kemenkeu untuk membayar 90% volume yang disalurkan Pertamina. Kalau ini sudah terkoneksi ini akan mempermudah," katanya.
Jika nomor polisi tercatat maka akan ketahuan SPBU mana yang melakukan penyimpangan beserta dengan daerahnya. Hal inilah yang bisa memudahkan BPH Migas dalam pengawasan, dan menjadi alat pembatasan harian
https://ift.tt/34y0S4k
December 19, 2019 at 05:54PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "BPH Migas Targetkan Digital Nozzle Rampung Juni 2020"
Post a Comment