Namun, kehebohan ini ternyata tidak berpengaruh pada pasar saham, utamanya di AS. Pada penutupan perdagangan Kamis, saham-saham di Bursa New York malah mencatatkan kenaikan. Bahkan mencapai rekor penutupan tertinggi baru.
Mengutip laporan CNBC International, ada beberapa alasan yang membuat isu impeachment Trump tidak digubris. Pertama, karena Trump diperkirakan tidak akan dilengserkan dari Gedung Putih meski telah dimakzulkan.
Ini dikarenakan pasal-pasal pemakzulannya, yang telah disetujui DPR AS, masih harus melalui voting di Senat. Sementara Senat dikuasai orang-orang dari Partai Republik yang adalah pendukung Trump.
Selain itu, pasar juga tidak mengantisipasi proses pemakzulan ini akan memberi dampak negatif pada kebijakan fiskal atau moneter.
"Itu (impeachment) tidak akan mempengaruhi kebijakan moneter atau kebijakan fiskal, dan orang-orang berpikir itu tidak akan terjadi. Ini lebih memalukan," kata Kepala Strategi Pasar Marc Chandler di Bannockburn Global Forex.
"Dalam 100 tahun pertama, mereka hanya mencoba untuk memakzulkan Johnson. Itulah artinya bagi politik Amerika."
Sebaliknya para investor berfokus pada perkembangan positif baru-baru ini, seperti perjanjian perdagangan yang sedang diupayakan antara pemerintahan Trump dan China. Pasar berharap perjanjian dagang ini bisa menghentikan beberapa tekanan pada ekonomi dan pendapatan.
Selain itu, kinerja Trump yang baik selama di gedung putih akan membuatnya sulit untuk diganti, sebagaimana diungkapkan kepala penelitian kebijakan di Strategis Daniel Clifton.
Ia mengatakan meski di bawah tekanan pemakzulan, Trump bisa membuat Senat menyetujui anggaran pendanaan pemerintah untuk menghindari penutupan pemerintah pada Kamis.
Pada hari yang sama Trump juga berhasil membuat DPR menyetujui versi baru dari perjanjian perdagangan dengan Kanada dan Meksiko untuk menggantikan Perjanjian Perdagangan Bebas Amerika Utara (NAFTA).
"Trump membutuhkan kemenangannya. Dia merombak NAFTA, kami punya kesepakatan China, dan kami punya anggaran. Dia mendapatkan semua kemenangan ini saat berada di bawah pemakzulan," kata Clifton.
Sebelumnya pada Kamis, Menteri Keuangan Steven Mnuchin mengatakan bahwa perjanjian perdagangan dengan China akan ditandatangani pada Januari.
Sementara itu, menurut kepala investasi di Cresset Wealth Advisors Jack Ablin, investor sebenarnya sangat peduli pada posisi Trump. Pelengseran Trump dari jabatannya jelas membuat para pelaku pasar khawatir, namun keyakinan mereka akan tidak dilengserkannya Trump oleh Senat membuat mereka mengabaikan berita pemakzulan.
"Investor sebenarnya mengabaikan apa yang terjadi di DPR AS. Mereka peduli dengan ekonomi. Mereka peduli pada keuntungan. Mereka peduli tentang perdagangan, dan jika mereka berpikir presiden dalam bahaya serius kehilangan pekerjaannya, mereka akan peduli," kata Ablin.
"(Namun investor menganggap) itu hanya gangguan dalam mengganti presiden. Itu mungkin akan merusak nilai dolar, menciptakan ketidakpastian dan menjadikan (Wakil Presiden Mike) Pence sebagai presiden."
Lebih lanjut, Ablin mengatakan apa yang paling menarik bagi pasar saat ini adalah data kuartal pertama dan pemilihan presiden tahun depan. Sebab, kinerja ekonomi telah menunjukkan beberapa sinyal campuran.
"Kami benar-benar melihat data kuartal pertama dan pemilu," kata Ablin.
"Data yang kuat menjadi sedikit lebih lemah, diantaranya merupakan pasar tenaga kerja dan konsumen, dan data yang lebih lemah, seperti manufaktur, data produksi menjadi sedikit lebih kuat."
Sebelumnya, Dow Jonesnaik 0,5% ke 28.376,96 sementara S&P 500 naik 0,5% ke 3.205,23. Sedangkan Nasdaq melejit 0,7% ke 8.867,22. Ini menjadi rekor keenam yang dicetak tahun ini.
(sef/sef)
https://ift.tt/2PIqx6h
December 20, 2019 at 04:45PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Sejuta Alasan Pasar Abaikan Kehebohan Pemakzulan Trump"
Post a Comment