Di sepanjang pekan ini, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) selaku indeks saham acuan di Indonesia menguat hingga 2,91%. Sejatinya, mayoritas indeks saham di kawasan Asia lainnya juga membukukan apresiasi. Namun, apresiasi IHSG yang mencapai nyaris 3% tersebut merupakan yang tertinggi.
Lantas, fenomena desember effect bisa dikatakan langsung terasa. Ya, jika berkaca kepada sejarah, bulan Desember memang merupakan bulan yang bersahabat bagi pelaku pasar saham tanah air. Bahkan, bulan Desember bisa dikatakan sebagai bulan yang paling bersahabat jika dibandingkan dengan bulan-bulan lainnya.
Bayangkan, dalam 18 tahun terakhir (2001-2018) tak sekalipun IHSG membukukan imbal hasil negatif secara bulanan pada bulan Desember. Capaian sebaik ini tak bisa didapati pada bulan-bulan lainnya.
Apresiasi terbaik IHSG pada bulan Desember terjadi pada tahun 2003. Per akhir Desember 2003, IHSG melejit hingga 12,12% jika dibandingkan dengan posisi per akhir November 2003.
Jika dirata-rata, IHSG membukukan imbal hasil sebesar 4,42% secara bulanan pada bulan Desember.
Salah satu fenomena yang berperan besar dibalik performa IHSG yang baik di bulan Desember adalah Santa Claus rally. Melansir Investopedia, Santa Claus rally merupakan sebuah reli di pasar saham AS yang terjadi pada minggu terakhir bulan Desember hingga 2 hari perdagangan pertama di bulan Januari.
Ada beberapa penjelasan di balik fenomena ini seperti optimisme pelaku pasar dan investasi dari bonus musim liburan. Selain itu, ada juga teori yang mengatakan beberapa investor institusi besar yang cenderung lebih pesimis terhadap pasar saham sedang berlibur pada periode ini, sehingga pasar didominasi oleh investor ritel yang cenderung lebih optimistis.
Mengingat pasar saham AS merupakan kiblat dari pasar saham, bahkan pasar keuangan dunia, tentulah kinerja Wall Street yang positif di bulan Desember akan mendongkrak kinerja bursa saham tanah air.
Dalam 18 tahun terakhir, indeks S&P 500 yang merupakan indeks saham terbaik guna merepresentasikan pergerakan pasar saham AS hanya membukukan imbal hasil negatif secara bulanan di bulan Desember sebanyak enam kali.
Fenomena kedua yang juga berperan besar di balik performa IHSG yang baik di bulan Desember adalah window dressing. Melansir Investopedia, window dressing merupakan teknik yang dilakukan oleh para manajer investasi menjelang akhir kuartal dalam mempercantik performa produk investasi yang menjadi kelolaannya.
Di pasar saham, window dressing dilakukan dengan menjual saham-saham yang membebani kinerja produk investasi dan kemudian membeli saham-saham yang telah melesat sebelumnya. Saham-saham yang dibeli tersebut otomatis akan masuk ke dalam komposisi portofolio untuk kemudian dilaporkan kepada investor.
https://ift.tt/2RtlNCs
December 07, 2019 at 04:43PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Langsung Tancap Gas di Awal Desember, IHSG Akan Tembus 6.300?"
Post a Comment