WeWork sempat diambang kebangkrutan karena terancam kehabisan uang setelah gagal melantai di bursa atau IPO karena investor meragukan model bisnis dan tata kelola perusahaan. Untuk selamatkan perusahaan SoftBank harus menyuntikkan US$9,5 miliar.
Maklum bila startup WeWork bangkrut, SoftBank kehilangan investasi US$3 miliar lebih. Padahal sebelum IPO, WeWork bervaluasi US$47 miliar setelah penyelamatan valuasi WeWork tinggal US$8-9 miliar.
Direktur Mandiri Capital Indonesia Joshua Agusta menyebut perusahaan seperti WeWork melakukan strategi bisnis yang salah. Bahkan, dia menyebutnya sebagai strategi sogokan.
"Kayak WeWork nyogok sebenarnya kan. Iya dong, I mean you have produk harga 100 dijual harga 80 gitu kan. Ya kan. That's what they do. That's what high growth startup hari ini," katanya di Jakarta, seperti dikutip Rabu (27/11/2019).
Diakuinya, kerugian yang dirasakan oleh WeWork menjadi peringatan bagi investor atau venture capital yang ingin menanamkan modalnya. Tiap aspek dari startup yang akan ditanamkan modalnya perlu dilihat secara detil.
"Yang pasti hari-hati yes. In term of the way mereka ngeliat growth lagi. Jadi waktu mereka lihat satu company tumbuhnya cepat, mereka akan lihat structure dari growth tersebut," katanya.
Joshua menambahkan strategi bakar uang yang dilakukan startup pada awal-awal untuk menarik konsumen tidak salah dan lazim terjadi tetapi harus dipastikan apakah konsumen akan tetap setia dengan kepuasan yang didapat dari pengalaman menggunakan produk.
"Dibatasi sampe batas dimana ibarat unit ekonomi positif,enggak negatif. Bukan bakar duit buat beli user selama ini mereka bakar duit (beli user)," paparnya.
(roy/sef)
https://ift.tt/35AUji9
November 27, 2019 at 02:08PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kian Hati-hati, Investor Pelototi Aksi Bakar Uang Startup"
Post a Comment