Search

OMG! Jualan Telur Gulung di Kantin SD Ternyata Bisa Cuan Man

Jakarta, CNBC Indonesia - Namanya Nur Jamil (37), namun biasa dipanggil dengan sebutan Bang Boy. Ia adalah salah satu pedagang kaki lima yang menjual telur gulung dan aci gulung (cilung) di salah satu kantin sekolah dasar di Kota Depok, Jawa Barat.

Dari pandangan mata CNBC Indonesia, diantara pedagang lain, gerobak Bang Boy yang paling banyak dikunjungi oleh anak-anak SD. Kami kemudian berbicara dengan santai bersama Bang Boy mengenai pekerjaan yang sudah ia geluti selama 17 tahun terakhir ini.


Bang Boy menjawab pertanyaan kami sambil terus menggoreng telur dan melayani anak-anak SD yang membeli dengan cekatan. Ia memasukan koin-koin dan uang kertas dengan cepat dari tangan anak-anak tersebut ke dalam laci gerobaknya.

"Awalnya saya ikut bos. Dulu (jualan telur gulung) ada bos dan cabangnya. Sekarang, setelah berumah tangga, jualan sendiri. Dulu jualan dari tahun 2002, 17 tahun lalu lah sudah mulai jualan telur gulung," katanya.

"Dulu waktu ada bosnya, saya cuma jualan 3 tahun. Udah lama banget saya jualan di sini, sampai bosan," lanjutnya sambil bercanda.

Sebelum berjualan telur gulung, Bang Boy pernah menjajal bekerja di salah satu konveksi di daerah Jembatan Ciledug Indah, Tangerang. Namun setelah penjualan konveksi turun drastis pasca Lebaran, ia mulai berkelana ke Depok dan mencoba berdagang makanan.

"Setelah dipikir-pikir enakan dagang lah," katanya, "Permasalahannya kalau dagang kan tergantung pribadi, dapat duit, enggak dapat duit mah enak saja gitu. Enggak ditunjuk-tunjuk orang lain. Kalau punya sendiri kan bebas."

Sejauh karirnya sebagai pedagang, Bang Boy pernah berjualan bakso dan mie ayam. Namun hal itu tidak lama, hanya bertahan masing-masing 3 bulan. Ketika ditanya mengapa, ia menjawab lebih menguntungkan jualan telur gulung.


"Kalau buat pribadi saya sih, menguntungkan ya. Makanya saya berhenti jualan bakso dan mie ayam," jawabnya sambil terkekeh.

Menurut bapak dari dua anak ini, modal yang dikeluarkan untuk berjualan telur gulung hanya Rp 250 ribu. Sedangkan omzet per hari yang diterima hampir dua kali lipat, yaitu Rp 500 ribu. Omzet hanya ia dapat dari berjualan di satu tempat saja, yaitu di kantin sekolah dasar tersebut.

"Kalau untungnya itu sekitar Rp 250 ribu yang diambil dari Rp 500 ribu jualan bersih," ungkapnya.

Dalam sehari, Bang Boy bisa membuat 500-700 tusuk telur goreng dari bahan-bahan telur sebanyak 4,5 kilogram, sagu 3 kilogram, dan minyak goreng 2,5 kilogram. Bahan telur memang dicampur sagu. Menurutnya, kalau murni hanya telur, satu telur paling hanya jadi untuk 2 tusuk. Kalau dicampur sagu, bisa menghasilkan 5-7 tusuk telur gulung.

"Tapi kadang-kadang sehari bisa habis segitu, kadang masih sisa untuk besok. Ya namanya juga berjualan, kadang habis kadang enggak kan," jelasnya.

Lokasi Menentukan Jumlah Omzet

Jika setiap hari Senin hingga Jumat berjualan di kantin sekolah dasar tersebut, pada hari Minggu, Bang Boy mengatakan menjajakan dagangannya di Taman Lembah Gurame, Kota Depok.

Ia mengatakan, lokasi sangat menentukan jumlah omzet dagangannya. Jika ia berjualan di sekolah dasar mulai pukul 6 pagi hingga jam setengah 5 sore, ia hanya mendapatkan omzet Rp 500 ribu. Sedangkan jika ia berjualan di Taman Lembah Gurame mulai pukul 7 pagi hingga 11 siang, ia bisa mendapatkan omzet Rp 400 ribu.

"Kalau ditanya keuntungan sehari jualan di SD dan di Taman Lembah Gurame, ya imbang sih. Kalau di Lembah, berhubung saya baru jualan 3 kali di sana, ya sekitaran Rp 400 ribu lah," ujarnya.

Jika hitung, Bang Boy bisa mendapatkan kurang lebih Rp 12 juta omzet per bulan dengan asumsi ia berjualan selama 24 hari dalam sebulan. Menurutnya, selain diputar lagi untuk membeli bahan-bahan jualan, sebagian omzet harian yang ia dapatkan akan ditabung untuk modal berjualan.

Saat ini sang Istri yang sedang berada di kampung halaman juga ikut berjuang dengan bisnis berjualan sepatu. Modal bisnis tersebut tentu didapat dari keuntungan berjualan telur gulung.

Alasan Bang Boy memutarkan keuntungan berjualan telur gulung ke bisnis sepatu di kampung sebetulnya sederhana. "Kita enggak mungkin dagang-dagang terus kayak gini. Kalau nanti saya pensiun jualan ini, di kampung saya dan keluarga setidaknya masih punya penghasilan," tukasnya.

Namun untuk saat ini, ia mengaku ingin terus berjualan agar mendapatkan penghasilan lebih, dan tentu agar bisa memutarkan uangnya kembali untuk bisnis sepatunya.

[Gambas:Video CNBC]

(sef/sef)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/372sZua

December 22, 2019 at 05:56PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "OMG! Jualan Telur Gulung di Kantin SD Ternyata Bisa Cuan Man"

Post a Comment

Powered by Blogger.