S&P 500 mencatat rekor penutupan tertinggi untuk tiga sesi berturut-turut dan mencapai rekor tertinggi sepanjang masa untuk sesi ke delapan berturut-turut. Sedang Nasdaq ditutup pada rekor tinggi untuk sesi kedelapan beruntun.
Dow Jones Industrial Average naik 96,44 poin atau 0,34% menjadi 28.551,53, S&P 500 naik 2,79 poin atau 0,09% menjadi 3.224,01 dan Nasdaq Composite bertambah 20,69 poin atau 0,23% menjadi 8.945,65.
Volume perdagangan di pekan ini diperkirakan akan lebih rendah menyusul hari perdagangan yang lebih sedikit karena libur Natal. Di perdagangan kemarin tercatat 5,9 miliar saham diperdagangkan, turun dari rerata perdagangan biasanya sebanyak 7,2 miliar saham dalam 20 sesi terakhir.
Trump pada akhir pekan lalu mengatakan Amerika Serikat dan China akan "segera" menandatangani pakta dagang Fase 1 mereka, yang diumumkan awal bulan ini dan telah membantu mendorong pasar saham AS ke rekor.
"Aliran berita terus mendukung bias bullish, jadi benar-benar tidak ada alasan bagi orang untuk menjual dan investor punya rasa takut kehilangan sejak satu setengah bulan terakhir," kata Chuck Carlson, chief executive officer di Horizon Investment Services di Hammond, dikutip dari Reuters, Selasa (24/12/2019).
Selain itu, China juga akan menurunkan tarif produk mulai dari daging babi beku dan alpukat hingga beberapa jenis semikonduktor tahun depan.
"Kunci untuk bisnis adalah bahwa tarif mungkin tidak meningkat lebih jauh dari posisi saat ini. Ini penting untuk menjaga kepercayaan bisnis dan menjaga operasionalnya," kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi Amerika dari Allianz Global Investors di New York.
Saham Boeing Co. menjadi penggerak utama indeks Dow Jones yang naik 2,9% pada hari perdagangan ini dan membantu mengungkit industri S&P 500. Keluarnya CEO Dennis Muilenburg mengikuti krisis yang berkepanjangan setelah Boeing menghentikan produksi pesawat jet 737 MAX yang sudah menyebabkan dua kecelakaan besar.
Untuk diketahui, sepanjang tahun ini Indeks S&P 500 sudah menguat 28% berkat sentimen dari hubungan dagang Amerika dan China, pemotongan suku bunga oleh Federal Reserve dan optimisme ekonomi yang akan terhindar dari pelemahan dalam waktu dekat.
Data pada hari Senin menunjukkan pesanan baru untuk barang modal buatan AS nyaris tidak naik pada bulan November dan pengiriman jatuh, menunjukkan investasi bisnis mungkin akan tetap menjadi hambatan pada pertumbuhan ekonomi pada kuartal keempat.
S&P 500 mencatatkan posisi 47 minggu tertinggi 52 untuk jangka waktu 52 minggu terakhir dan tidak ada posisi terendah baru, sementara Nasdaq Composite mencatat posisi 142 tertinggi baru dan 37 terendah baru.
(dru)
https://ift.tt/2PT5EFa
December 24, 2019 at 02:25PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Joss! Deal AS-China Bawa Wall Street Sentuh Rekor Tertinggi"
Post a Comment