
Koreksi harga terjadi setelah sebelumnya ditutup menguat 0,86% pada perdagangan Rabu kemarin (13/3/2019). Selama sepekan, harga emas telah naik 0,79% secara point-to-point. Sedangkan sejak awal tahun juga masih tercatat lebih tinggi 1,16%.
Berkurangnya kekhawatiran pelaku pasar akan terjadinya No Deal Brexit membuat gairah investasi pada aset beresiko kembali meningkat.
Parlemen Inggris tadi malam telah menolak terjadinya No Deal brexit pada kondisi apapun. Dengan begitu, kemungkinan besar langkah selanjutnya yang akan ditempuh adalah meminta Uni Eropa untuk memperpanjang tanggal jatuh tempo Brexit yang semula dijadwalkan pada 29 Maret mendatang.
Setidaknya, dalam perpanjangan waktu tersebut, pihak Inggris memiliki ruang yang lebih lebar untuk merencanakan nasib perceraiannya dengan Uni Eropa. Walaupun hanya untuk sementara waktu. Pasalnya hingga saat ini arah Brexit juga masih belum jelas. Entah apa yang diinginkan Inggris sebenarnya.
Kala investor melihat keadaan yang lebih kondusif untuk investasi di instrumen beresiko, maka emas kehilangan daya tariknya. Maklum, keuntungan yang didapat dengan memegang memas memang cenderung terbatas ketimbang investasi dalam bentuk saham.
Selain itu, nilai dolar yang cenderung menguat hari ini juga memberi beban tambahan pada pergerakan harga emas.
Nilai Dollar Index yang mencerminkan posisi dolar relatif terhadap enam mata uang utama dunia menguat 0,18% ke posisi 96,72. Membuat harga emas menjadi lebih mahal bagi pemegang mata uang lain.
Tak heran kilau emas agak redup hari ini. Namun, masih ada perkembangan yang memberi dorongan ke atas pada pergerakan harga emas.
Rilis data harga produsen (Producer Price Index/PPI) Amerika Serikat (AS) periode Februari yang dibacakan kemarin hanya naik 0,1% dibanding bulan sebelumnya. Data tersebut menunjukkan perekonomian AS yang masih cenderung lesu. Sebab, pelaku-pelaku usaha pada tingkatan produsen, seperti manufaktur, tidak dapat banyak menaikkan harga karena permintaan yang cenderung terbatas.
Hal ini semakin memberi alasan bagi Bank Sentral Amerika Serikat (The Fed) untuk lebih bersabar dalam menaikkan suku bunga acuannya. Bila benar suku bunga The Fed tak naik, setidaknya hingga akhir tahun, 2019, maka dolar juga tak akan memiliki cukup energi melawan tekanan mata uang lain. Emas yang menjadi alternatif safe haven pun menjadi pilihan yang menarik bagi investor.
Saat ini, investor masih menantikan hasil rapat Bank of Japan (BOJ). Bila nada-nada yang samakin dovish kembali muncul, maka Yen kemungkinan akan melemah terhadap dolar. Lagi-lagi, harga emas bisa ikut terseret ke bawah.
TIM RISET CNBC INDONESIA
Saksikan video tentang plus minus investasi emas di bawah ini:
[Gambas:Video CNBC]
(taa/roy)
https://ift.tt/2VZqbbo
March 15, 2019 at 03:38AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jelang Pengumuman Bunga Acuan Jepang, Harga Emas Turun"
Post a Comment