Search

Data AS Positif, Berharap Bisaa Redakan Pedihnya Koreksi SUN

Jakarta, CNBC Indonesia - Tren koreksi harga pasar surat utang negara (SUN) yang sudah terjadi 7 hari diprediksi akan mereda dalam waktu dekat, khususnya hari ini, di tengah gelagat baik dari semakin optimisnya pasar keuangan global.

Ariawan, Head of Fixed Income Research PT BNI Sekuritas, menilai sentimen positif masig akan datang dari prospek damai dagang AS-China, ditambah data rumah dan industri AS yang diumumkan masih tunbuh semalam.

Sejak akhir pekan lalu, sentimen positif dihantarkan oleh sepakatnya dua negara yang bertikai yaitu AS-China untuk membatalkan penaikan tarif impor tambahan pada 15 Desember.


"Naiknya tingkat imbal hasil [yield] dapat dibatasi return yang menarik dari pasar obligasi Indonesia karena yield sudah naik dalam 7 hari terakhir. Selisih [spread] antara obligasi 10 tahun Indonesia dengan obligasi pemerintah AS sudah 544 basis poin [bps]," ujarnya dalam riset pagi ini (18/12/19).
Spread tersebut sudah di atas rerata 2 bulan terakhir 525 bps, yang mencerminkan semakin besarnya potensi keuntungan dan dapat menjadikan instrumen utang merah putih itu semakin menarik di mata investor asing.

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan pasar adalah FR0077 bertenor 5 tahun, FR0078 bertenor 10 tahun, FR0068 bertenor 15 tahun, dan FR0079 bertenor 20 tahun.

Terkoreksinya harga SUN sepanjang 7 haru itu dapat tercermin dari posisi harga empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield).

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder, sehingga ketika harga naik maka akan menekan yield turun, begitupun sebaliknya. Yield yang menjadi acuan hasil investasi juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka.

Dengan semakin terbatasnya kenaikan yield, Ariawan menilai SUN seri menengah dan panjang seperti seri FR0077, FR0081, FR0078, FR0082, FR0080, dan FR0083 dapat menjadi pilihan atraktif investor.       

Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, data Ditjen Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kemenkeu (DJPPR) terakhir menunjukkan investor asing menggenggam Rp 1.067,26 triliun SBN, atau 38,6% dari total beredar Rp 2.765 triliun berdasarkan data per 16 Desember.

[Gambas:Video CNBC]


Angka kepemilikannya masih positif Rp 174,01 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama. Sejak akhir pekan lalu, investor asing tercatat masuk ke pasar SUN senilai Rp 560 miliar, sedangkan sejak awal bulan masih defisit Rp 540 miliar.

TIM RISET CNBC INDONESIA (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2PUJtNU

December 18, 2019 at 03:52PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Data AS Positif, Berharap Bisaa Redakan Pedihnya Koreksi SUN"

Post a Comment

Powered by Blogger.