
Selasa (10/12/2019), harga emas dunia menyentuh level US$ 1.460,7/troy ons atau melemah tipis 0,08% dibanding harga penutupan perdagangan kemarin.
China mengatakan ingin membuat kesepakatan dagang dengan AS sesegera mungkin, sementara Presiden AS Donald Trump mengatakan negosiasi dagang dengan China berlangsung dengan sangat baik dan konstruktif.
Trump juga tidak menutup kemungkinan soal pengenaan tarif baru sebesar 15% untuk produk China seperti laptop, hand phone, baju dan mainan senilai US$ 156 miliar yang akan efektif per tanggal 15 Desember nanti.
Sementara itu Presiden AS Donald Trump menuntut China untuk berkomitmen dalam beberapa hal seperti pembelian produk pertanian AS dengan jumlah minimal tertentu, perlindungan hak atas kekayaan intelektual, hingga persoalan devaluasi mata uang.
Jika keinginan Trump tersebut tak terpenuhi, tak menutup kemungkinan presiden AS ke-45 itu akan meninggalkan 'meja perundingan' yang berakibat pada molornya kesepakatan dagang yang telah digaungkan sejak Oktober lalu.
Pada tanggal 10-12 Desember, bank sentral AS The Fed menggelar pertemuan untuk kembali menentukan tingkat suku bunga acuan.
Mengingat data ekonomi akhir-akhir ini tidak terlalu buruk banyak yang meramal The Fed akan tetap mempertahankan tingkat suku bunga acuan pada kisaran 1,5%-1,75%, melansir Reuters.
Investor juga menanti bos baru bank sentral Eropa, Chritine Lagarde untuk pertama kalinya menghadiri pertemuan yang membahas tentang kebijakan suku bunga.
Perkembangan terbaru angka ekspektasi inflasi naik menjadi 2,35% dibanding bulan sebelumnya yang berada di angka 2,33%.
Goldman Sachs tetap mempertahankan ramalannya untuk harga emas 3, 6 dan 12 bulan ke depan di level US$ 1.600. Permintaan emas didukung dengan ketakutan akan resesi dan ketidakpastian politik.
TIM RISET CNBC INDONESIA (twg/twg)
https://ift.tt/2rxAaet
December 10, 2019 at 04:51PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Emas Tak Banyak Bergerak Menunggu Keputusan The Fed"
Post a Comment