Search

AS Sukses Ajak China ke Meja Perundingan, Wall Street Mager

Jakarta, CNBC Indonesia - Tidak seperti biasanya yang justru menebar angkara murka, kali ini cuitan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump di twit pribadinya melegakan pelaku pasar keuangan dunia yang 'dag dig dug' menunggu tenggat waktu 15 Desember. Meskipun sempat membuat heboh pasar, tetapi Wall Street ditutup dengan penguatan tipis di akhir hari.

Menjelang tengah malam, tepatnya pada 10.25 WIB, Trump mencuit bahwa kesepakatan besar untuk fase pertama sudah tercapai dengan China.

"Mereka setuju terhadap banyak perubahan struktural dan pembelian produk pertanian, produk energi dan manufaktur yang masif, serta masih banyak lagi," ujarnya.


Dia melanjutkan bahwa tarif impor 25% yang sudah berlaku akan tetap berlaku, tetapi tarif penalti yang dijadwalkan berlaku pada 15 Desember tidak akan diberlakukan karena kesepakatan sudah terjadi.


Berita inipun sempat membawa Wall Street heboh dan menghijau begitu informasi merebak, meskipun akihirnya mereda hingga sempat terkoreksi tetapi kemudian kembali menguat tipis penutupan pasar.

Indeks Dow Jones Industrial Avg dan S&P 500 sama-sama merangkak naik dengan kenaikan 0,01%.  Dow Jones naik hingga 28.135, sedangkan S&P 500 naik ke 3.168.

Pada kesempatan lain, Reuters melaporkan bahwa Beijing setuju menambah pembelian hasil pertanian AS senilai US$ 32 miliar dalam 2 tahun ke depan, berdasarkan keterangan Robert Emmet Lighthizer, wali dagang pemerintahan AS.

Menurut dia, China setuju membeli produk pertanian Negeri Paman Sam senilai US$ 16 miliar per tahun untuk 2 tahun ke depan. Angka itu dihitung dari hitungan dasar US$ 24 miliar barang-barang yang sudah dibeli China pada 2017, sebelum perang dagang mengemuka. Selain itu, penandatanganan kesepakatan diprediksi akan dilakukan pada pekan pertama tahun depan oleh negosiator utama.

Menanggapi perkembangan tersebut, pejabat China yaitu Wakil Menteri Perdagangan Wang Shouwen dan Komisi Nasional Reformasi dan Pengembangan Ning Jizhe balas menyatakan akan mengimpor lebih banyak gandum, jagung, dan beras dari AS setelah kesepakatan. Namun, detailnya belum dijelaskan dan akan diumumkan segera mengingat dokumen perjanjian masih dalam kajian kedua pihak.

Selama ini, Negeri Tirai Bambu bukanlah pembeli utama ketiga produk pertanian AS tersebut. China masih menjadi pembeli terbesar kelima untuk jagung AS pada medio 2011-2014, tetapi sejak itu sudah tidak lagi.

Kepada wartawan, Trump menyatakan masih memiliki tarif impor yang cukup besar dan dapat dimanfaatkan untuk fase kedua perundingan. "Kita akan menggunakannya [tarif impor] untuk negosiasi selanjutnya di fase kedua."

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/irv)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2EgJxSQ

December 14, 2019 at 03:59PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "AS Sukses Ajak China ke Meja Perundingan, Wall Street Mager"

Post a Comment

Powered by Blogger.