Dalam rilisnya, BI mengatakan bahwa cadangan devisa RI di bulan Februari meningkat US$ 3,17 miliar ke posisi US$ 123,27 miliar dibanding bulan sebelumnya yang sebesar US$ 120,1 miliar.
Menurut BI, naiknya cadangan devisa pada Februari 2019 terutama disebabkan oleh penerbitan sukuk global pemerintah, penerimaan devisa migas, dan penerimaan valas lainnya.
Berdasarkan catatan Tim Riset CNBC Indonesia, pada 21 Februari 2019, pemerintah menerbitkan sukuk global senilai US$ 2 miliar. Sukuk itu tebagi menjadi 2, yaitu sukuk global hijau bertenor 5,5 tahun sejumlah US$ 750 juta, dan sukuk global regular bertenor 10 tahun sejumlah US$ 1,25 miliar yang masing-masing dibebankan imbal hasil 3,9% dan 4,45% per tahun.
 Foto: Infografis/Cadangan Devisa Menguap Sepanjang 2018/Arie Pratama |
Berarti masih ada pemasukan sekitar US$ 1,17 miliar lain yang buka berasal dari hutang. Akan tetapi, porsi utang terhadap penambahan cadangan devisa kali ini masih mendominasi.
Ditambah lagi, sepanjang Januari, pemerintah sama sekali tidak menerbitkan global bonds. Seperti yang diketahui, global bonds merupakan obligasi pemerintah yang diterbitkan dalam denominasi valas.
Dengan tidak adanya arus valas yang masuk melalui global bonds, artinya tidak ada penyokong devisa kala pembayaran hutang luar negeri kian melambung.
Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,9 bulan impor atau 6,7 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Data Cadangan Devisa di 2019
- Januari 2019 : US$ 120,10 miliar
- Februari 2019 :US$ 123,27 miliar
Bank Indonesia memandang cadangan devisa tetap memadai didukung keyakinan terhadap stabilitas dan prospek perekonomian domestik yang tetap baik, serta kinerja ekspor yang tetap positif.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/dru)
https://ift.tt/2IZFe3d
March 08, 2019 at 05:43PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Terbantu Utang, Cadangan Devisa Februari Lompat US$ 3,17 M"
Post a Comment