Jakarta, CNBC Indonesia - Tadi malam, calon presiden Joko Widodo (Jokowi) dan Prabowo Subianto kembali menjalani debat untuk memaparkan visi-misi ke hadapan rakyat Indonesia. Tema debat kali ini adalah ideologi, pemerintahan, pertahanan dan keamanan, serta hubungan internasional. Salah satu perdebatan yang muncul adalah kala Prabowo menyebutkan bahwa anggaran pertahanan Indonesia terlalu sedikit. Ini membuat posisi Indonesia berpotensi dipandang lemah oleh dunia. "Pertahanan dan keamanan sangat penting bagi suatu negara. Kekayaan suatu bangsa kalau tidak dijaga pertahanan yang kuat, tidak mungkin."Saya menilai pertahanan Indonesia terlalu lemah karena kita tidak punya uang. Kita harus jaga keuangan kita, harta kita saat ini tidak tinggal di Indonesia," tegas sang calon presiden nomor urut 02.Prabowo menambahkan, anggaran pertahanan Indonesia bahkan lebih kecil ketimbang Singapura. Padahal luas wilayah kedua negara sangat jomplang. "Singapura anggaran pertahanannya 3% dari GDP (Gross Domestic Product/Produk Domestik Bruto). Pertahanan penting, kita lemah, Pak (Jokowi)," tuturnya.
Well, Prabowo memang benar. Data Bank Dunia menunjukkan bahwa pada 2017 anggaran pertahanan Indonesia tidak sampai 1% PDB. Boleh dibilang menjadi salah satu yang terkecil di Asia.Sementara Singapura memiliki anggaran pertahanan 3,32% PDB. Padahal luas wilayah negara kota tersebut hanya 722,5 km persegi. Tidak berbeda jauh dengan luas Provinsi DKI Jakarta yaitu 661,5 km persegi.Dengan anggaran pertahanan yang di bawah 1% PDB, Indonesia satu kelas dengan negara-negara macam Afganistan, Kazakhstan, Mongolia, atau Timor Leste. Waduh... Prabowo menyatakan Indonesia harus bersiap untuk menghadapi skenario terburuk, meski sekarang situasi sedang damai. Menurutnya, penggunaan kekuatan militer bisa datang kapan saja.
"Saat saya letnan dua, saya dapat pengarahan dari jenderal. Dalam 20 tahun tidak ada perang terbuka. Tahu-tahu 1975 Timor Timur meletus," katanya.
Baca: Jokowi Sebut RI tak Bakal Perang, Prabowo: Kata Siapa?
Sebagai eks tentara, kekhawatiran Prabowo cukup beralasan. Peraturan Menteri Pertahanan No 19/12 tentang Kebijakan Penyelarasan Minimum Essential Force Komponen Utama menyebutkan ada ancaman aktual dan potensial yang membayangi Indonesia.
Ancaman aktual tersebut di antanya terorisme, separatisme, pelanggaran di wilayah perbatasan dan pulau terluar, bencana alam, beragam kegiatan ilegal, konflik horizontal, kejahatan siber, dan kelangkaan energi. Sedangkan ancaman potensial adalah ancaman yang akan terjadi dan waktunya dapat bisa diprediksi.
Eskalasi waktu dan potensi ancaman cukup besar, seperti pemanasan global, beragam kegiatan ilegal di Alur Laut Kepulauan Indonesia (ALKI), pencemaran lingkungan, pandemik, krisis finansial, agresi militer, serta kelangkaan air bersih dan pangan.
 Kemenhan
|
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
(aji/aji)
Let's block ads! (Why?)
https://ift.tt/2CKzHba
March 31, 2019 at 08:11PM
Bagikan Berita Ini
Related Posts :
Rentan, IHSG Berpotensi Alami Reli 5 Hari MelemahJakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada perdagangan Senin kemarin ditutup … Read More...
Selasa Pagi, Poundsterling Jeblok ke Level Terendah 6 Bulan
Jakarta, CNBC Indonesia - Jelang voting kedua lingkup Partai Konservatif hari ini, Selasa (18/6/19)… Read More...
Nantikan Suku Bunga The Fed, IHSG Rentan Tertekan
Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar pada perdagangan Selasa hari ini (18/6/2019) akan fokus mena… Read More...
Ekspor Singapura Tertekan, tapi Straits Times Dibuka Naik
Jakarta, CNBC Indonesia - Bursa saham acuan Singapura membuka perdagangan Selasa ini (18/6/2019) de… Read More...
Pasar Tunggu The Fed dan BI, Simak Rekomendasi Saham Hari Ini
Jakarta, CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) mengakhiri perdagangan pertama di peka… Read More...
0 Response to "Anggaran Pertahanan RI Terkecil Kedua di Asia, Tapi..."
Post a Comment