Search

Reli Harga Obligasi RI Terhenti, Resesi AS Bikin "Jiper"

Jakarta, CNBC Indonesia - Harga obligasi rupiah pemerintah berbalik melemah pada perdagangan hari ini, di tengah koreksi yang terjadi di seluruh pasar obligasi negara berkembang. 

Koreksi surat utang negara (SUN) tersebut seiring dengan semakin suramnya proyeksi pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) oleh pelaku pasar yang ditunjukkan oleh inversi kurva tingkat imbal hasil (yield) di pasar obligasi Negeri Paman Sam. 

Koreksi hari ini sekaligus menghentikan reli kenaikan harga SUN beruntun sejak 12 Maret lalu. Data Refinitiv menunjukkan terkoreksinya harga SUN itu tercermin dari empat seri acuan (benchmark) yang sekaligus menaikkan tingkat imbal hasilnya (yield). 

Pergerakan harga dan yield obligasi saling bertolak belakang di pasar sekunder. Yield juga lebih umum dijadikan acuan transaksi obligasi dibanding harga karena mencerminkan kupon, tenor, dan risiko dalam satu angka. 

SUN adalah surat berharga negara (SBN) konvensional rupiah yang perdagangannya paling ramai di pasar domestik, sehingga dapat mencerminkan kondisi pasar obligasi secara umum. Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun. Seri acuan yang paling melemah adalah FR0079 yang bertenor 20 tahun dengan kenaikan yield 4,3 basis poin (bps) menjadi 8,08%. Besaran 100 bps setara dengan 1%.

Tiga seri acuan lain juga terkoreksi, setelah sebelumnya masih menguat ketika pasar dibuka.  

Yield Obligasi Negara Acuan 25 Mar 2019

Seri Jatuh tempo Yield 22 Mar 2019 (%) Yield 25 Mar 2019 (%) Selisih (basis poin) Yield wajar IBPA 22 Mar'19
FR0077 5 tahun 7.124 7.134 1.00 7.0582
FR0078 10 tahun 7.598 7.638 4.00 7.5772
FR0068 15 tahun 7.94 7.98 4.00 7.941
FR0079 20 tahun 8.038 8.081 4.30 8.045
Avg movement 3.32
Sumber: Refinitiv  

Tidak seperti prediksi di mana koreksi SUN diprediksi akan masif hari ini, penurunan harga ternyata tidak terlalu buruk karena hanya tejadi dengan rerata 3,32% dari total empat seri acuan.

Hingga menjelang tengah hari seperti saat ini, inversi terlihat di tiga pasang seri acuan obligasi pemerintah AS yaitu US Treasury. 

Saat ini, inversi masih terjadi pada tenor 2 tahun-5 tahun, 3 tahun-5 tahun, dan 3 bulan-10 tahun. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding yield seri lebih panjang. 

Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis. 

Inversi pada tenor 2 tahun-5 tahun terjadi harmpir setiap hari sejak Agustus 2018 ketika perang dagang mulai panas. Inversi pada tenor 3 tahun-5 tahun terjadi sekali-sekali, dan inversi 3 bulan-10 tahun yang muncul muncul Jumat pekan lalu ditengarai baru terjadi sejak 7 tahun terakhir. 

Saat ini, yield US Treasury 3 bulan berada pada 2,45% dan yield 10 tahun pada 2,43%. Kondisi itu mencerminkan tenor ekspektasi investor terhadap prospek ekonomi AS semakin pendek dari sebelumnya.  

Yield US Treasury Acuan 25 Mar 2019

Seri Benchmark Yield 22 Mar 2019 (%) Yield 25 Mar 2019 (%) Selisih (Inversi) Satuan Inversi
UST BILL 2019 3 Bulan 2.462 2.453 3 bulan-5 tahun 21.6
UST 2020 2 Tahun 2.329 2.315 2 tahun-5 tahun 7.8
UST 2021 3 Tahun 2.257 2.238 3 tahun-5 tahun 0.1
UST 2023 5 Tahun 2.255 2.237 3 bulan-10 tahun 1.7
UST 2028 10 Tahun 2.456 2.436 2 tahun-10 tahun -12.1
Sumber: Refinitiv    

TIM RISET CNBC INDONESIA (hps/hps)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2HDAjUg

March 25, 2019 at 06:49PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Reli Harga Obligasi RI Terhenti, Resesi AS Bikin "Jiper""

Post a Comment

Powered by Blogger.