Search

Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat, Harga Minyak Loyo

Jakarta, CNBC Indonesia - Meski melemah pada perdagangan Jumat (22/3/19) kemarin, namun harga minyak mentah, baik Brent ataupun WTI mencapai level tertinggi 2019 di pekan ini.

Harga minyak Brent berjangka melemah sekitar 1,3% di hari Jumat, mengakhiri perdagangan di level US$66,97 per barel, sementara minyak WTI berjangka turun sekitar 1,6% menjadi US$59,04 per barel.

Jika dilihat sepekan ini, Brent dan WTI menunjukkan performa yang sedikit berbeda. Brent tercatat melemah sekitar 0,3% sementara WTI naik sekitar 0,9%.

Pekan Ini, Minyak Mentah Capai Level Tertinggi 2019Foto: Grafik Minyak Brent                                                                   Sumber: investing.com

Pelemahan di hari Jumat terjadi akibat buruknya data aktivitas manufaktur di Eropa yang memberikan gambaran lebih jelas akan pelambatan ekonomi global. Pasar kembali cemas akan kemungkinan menurunnya permintaan minyak mentah akibat pelambatan tersebut. Jerman dan Perancis sebagai dua raksasa ekonomi Eropa menunjukkan kinerja sektor manufaktur yang buruk di bulan ini.

ISH Markit, institusi yang mempublikasikan data tersebut, mengukur performa sektor manufaktur itu dengan melakukan survei aktivitas purchasing manager yang disebut purchasing managers index (PMI).

Indeks aktivitas manufaktur PMI Jerman dilaporkan sebesar 44,7 turun jauh dibandingkan bulan Februari sebesar 47,6. Sementara untuk Prancis, ISH Markit melaporkan angka indeks sebesar 49,8 menurun dari bulan lalu 51,5.

Sebagai informasi, indeks PMI menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Jika angka dirilis di bawah 50 menunjukkan kontraksi atau memburuknya aktivitas bisnis. Sementara di atas 50 menunjukkan peningkatan aktivitas atau ekspansi. Industri manufaktur merupakan sektor yang banyak menggunakan minyak mentah, sehingga kontraksi yang terjadi dapat mempengaruhi permintaan akan minyak mentah.

Pekan Ini, Minyak Mentah Capai Level Tertinggi 2019Foto: Grafik Minyak WTI                                                                    Sumber: investing.com

Kedua jenis minyak mentah ini sama-sama mencapai puncak tertinggi tahun ini pada perdagangan Kamis (21/3/19), terdongkrak laporan mengejutkan dari Energy Information Administration (EIA) Amerika Serikat (AS) sehari sebelumnya. EIA di hari Rabu (20/3/19) melaporkan penurunan jumlah stok minyak mentah di AS sebanyak 9,6 juta barel, padahal konsensus yang dihimpun Reuters memprediksi adanya peningkatan sebesar 309 ribu barel.

Dengan rilis data tersebut, stok minyak mentah di AS kini telah mengalami penurunan dalam dua pekan beruntun (di pekan sebelumnya turun 3,9 juta barel). Bahkan kalo melihat lebih ke belakang, stok minyak mentah tersebut telah turun dalam tiga dari empat pekan terakhir.

EIA melaporkan penurunan terjadi karena adanya percepatan ekspor dan permintaan yang kuat dari kilang penyulingan, yang menandakan bahwa konsumsi energi di AS, yang merupakan konsumen minyak mentah terbesar di dunia, masih cukup kuat.

TIM RISET CNBC Indonesia

(pap/roy)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Widh8z

March 24, 2019 at 03:05AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Pertumbuhan Ekonomi Global Melambat, Harga Minyak Loyo"

Post a Comment

Powered by Blogger.