Search

11 Obligasi Swasta Jatuh Tempo April, Bagaimana Prospeknya?

- Sebanyak 11 surat utang korporasi senilai total Rp 9 triliun akan jatuh tempo bulan depan. Sejauh ini rencana pembiayaan kembali (refinancing) sudah marak terdengar, tapi emiten di sektor riil pilih setop dulu.

Mayoritas surat berharga itu diterbitkan oleh perusahaan pembiayaan (multifinance) sebanyak delapan emisi. Namun jika dikategorisasikan berdasarkan lapangan usaha, ada 9 emisi yang berasal dari sektor ini.

Di antara perusahaan-perusahaan tersebut, PT Federal International Finance Tbk (FIF) terlihat menonjol dengan masing memiliki dua surat utang berbeda (senilai Rp 2,5 triliun dan Rp 1,5 triliun) yang sama-sama jatuh tempo pada bulan depan (5 dan 21 April).

Jika dilihat berdasarkan kupon, surat utang PT Siantar Top Tbk (senilai Rp 300 miliar) menawarkan kupon tertinggi yakni sebesar 10,5%. Kupon FIF hanya di level 9,15% dan 6% untuk masing-masing obligasi.

Menurut catatan Tim Riset CNBC Indonesia, beberapa emiten keuangan sudah menyiapkan rencana refinancing. Namun, emiten yang bergerak di sektor riil justru memilih melunasi surat utang mereka, yang mengindikasikan kekhawatiran mereka terhadap ketakpastian dan risiko eksternal tahun ini.

Dalam wawancara dengan CNBC Indonesia TV, Direktur Utama PT Bank OCBC NISP Tbk Parwati Surjaudaja mengatakan menjajaki penerbitan obligasi tahun ini, dengan memanfaatkan jatah emisi obligasi berkelanjutan tahap II (2018) senilai total Rp 8 triliun.

FIF sudah menerbitkan surat utang baru senilai Rp 2,36 triliun pada bulan ini. Dana hasil perolehannya untuk pembiayaan modal kerja. Perseroan masih memiliki jatah emisi surat utang Rp 4,45 triliun, dari total izin emisi obligasi berkelanjutan yang telah disetujui oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK) senilai Rp 15 triliun.

Maybank Finance juga melakukan hal yang sama, dengan menerbitkan obligasi berkelanjutan tahap II senilai Rp 1 triliun yang saat ini memasuki tahap penawaran umum, dan dijadwalkan tuntas pada 29 Maret. Peruntukan dananya untuk pembiayaan modal kerja.

Indomobil Finance dan Oto Multiartha sejauh ini belum mengumumkan rencana refinancing baik di pemberitaan maupun pelaporan emiten ke otoritas bursa. Namun sama seperti multifinance lainnya, kedua perusahaan tersebut kemungkinan juga akan menerbitkan surat utang untuk refinancing. 

Emiten Sektor Riil Pilih Keluar Dulu
Pada posisi sebaliknya, beberapa emiten justru mengakhiri surat utang mereka, seperti misalnya PT Ciputra Residence Tbk yang berencana menggunakan kas internal untuk melunasi surat utang senilai Rp 220 miliar.

Demikian juga dengan PT Siantar Top Tbk yang mengalokasikan belanja modal senilai Rp 443 miliar untuk melunasi surat utang senilai Rp 300 miliar. Untuk itu, perseroan telah menyiapkan kas internal dan laba ditahan.

Di sisi lain, PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk (AISA) baru saja memperpanjang masa jatuh tempo obligasinya dari 5 April 2018 menjadi 5 April tahun ini. Perseroan saat ini kesulitan membayar kewajiban utangnya dan mengajukan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang (PKPU).

Terbelit oleh situasi keuangan yang berat, kecil sekali kemungkinan utang tersebut dapat dilunasi, dan restrukturisasi lanjutan masih akan terjadi. Tidak tertutup kemungkinan akan ada suntikan dana dari investor untuk membantu pembayaran kewajiban perusahaan beras ini.

Dari situ, terlihat bahwa emiten-emiten di sektor riil saat ini menghadapi tantangan yang pelik sehingga bunga obligasi pun menjadi beban berat bagi mereka. Satu emiten jatuh, dua lainnya memilih berlepas dari urusan bunga dengan melunasi surat utangnya.

Ternyata, risiko di tahun politik ini belum terlalu menenangkan bagi sektor riil untuk berutang!

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ags/ags)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2FsB8wG

March 23, 2019 at 04:11AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "11 Obligasi Swasta Jatuh Tempo April, Bagaimana Prospeknya?"

Post a Comment

Powered by Blogger.