"Terima kasih kepada petani jagung, tahun 2014 kita mengimpor 3,5 juta ton jagung, di tahun 2018 kita hanya impor 180 ribu ton jagung. Artinya ada produksi 3,3 juta ton jagung," ujar Jokowi dalam penyampaian visi-misinya, Minggu (17/2/2019).
Dalam rilis data ekspor-impor Badan Pusat Statistik (BPS) Januari lalu, sebenarnya total impor jagung sepanjang 2018 mencapai 737.228 ton, dengan tiga negara asal impor terbesar berasal dari Argentina sebanyak 326.580 ton, Brasil sebesar 222.578 ton, dan Amerika Serikat (AS) sejumlah 186.142 ton.
Lantas, apakah klaim Jokowi tidak valid?
Menurut Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita, sebenarnya baik klaim Jokowi maupun data BPS dua-duanya sama-sama benar. Pasalnya, data BPS mencatat impor seluruh jenis jagung, baik itu untuk kebutuhan bahan baku industri pangan (makanan dan minuman/mamin) maupun bahan baku industri pakan ternak.
"Dua-duanya benar. Kan itu ada jenis jagung yang [untuk kebutuhan] industri, tapi yang dipersoalkan kan yang pakan. Jadi itu betul [180.000 ton] ... pokoknya ada dua jenis jagung tertentu untuk industri yang berbeda," kata Enggar usai acara Indonesia-Korea Business Forum di Hotel Shangri-La, Selasa (19/2/2019).
![]() |
Namun bila ditelisik lebih lanjut, sebenarnya klaim impor jagung untuk pakan ternak sebanyak 180.000 ton lebih tepat disebutkan sebagai volume impor di tahun ini, bukan tahun lalu.
Pada akhir November 2018 lalu, untuk mengatasi kelangkaan jagung bagi peternak ayam petelur (layer) UMKM, pemerintah melalui rapat koordinasi terbatas (rakortas) di Kemenko Perekonomian menugaskan Badan Urusan Logistik (Bulog) mengimpor 100 ribu ton jagung kering, yang pemasukannya terjadi di pertengahan Desember 2018 dan Januari tahun ini.
![]() |
Saat harga jagung masih tetap tinggi dan banyak peternak layer kelas menengah belum kebagian suplai tersebut, pada awal Januari pemerintah kembali menugaskan Bulog untuk menambah impor sebanyak 30 ribu ton dan 150 ribu ton.
Tambahan 180 ribu ton ini diharapkan dapat masuk RI dan didistribusikan sebelum 31 Maret 2019, agar tidak mengganggu harga jual panen jagung petani di panen raya yang diprediksi jatuh di bulan April.
Jadi, salah sebut tahun Pak Jokowi?
Simak video penjelasan Mendag terkait impor jagung di bawah ini.
(miq/miq)
http://bit.ly/2SQohNu
February 20, 2019 at 02:15AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Data Impor Jagung Versi Jokowi dan BPS Beda, Ini Jawaban Mendag"
Post a Comment