Search

Gambaran 2019: Ekspor Tumbuh Tak Sampai 5% dan Impor 7,5%

Jakarta, CNBC Indonesia - Bank Indonesia (BI) merilis laporan Tinjauan Kebijakan Moneter (TKM) terbaru di Februari 2019. Dalam laporannya, ekspor diprakirakan tumbuh melambat sejalan dengan prospek ekonomi global yang berada pada tren perlambatan.

"Ekspor pada 2019 diprakirakan tumbuh melambat dan berada di kisaran 4,4-4,8%. Prospek pertumbuhan ekonomi global yang melambat berdampak pada penurunan volume perdagangan dan harga komoditas dunia, termasuk harga minyak dunia, pada gilirannya memberikan tantangan dalam mendorong ekspor Indonesia," ungkap BI dalam laporannya, Jumat (1/3/2019).

Perlambatan ekonomi di China yang dipengaruhi oleh ketegangan perdagangan dengan AS serta permintaan domestik yang melambat sebagai dampak proses deleveraging akan memengaruhi ekspor Indonesia ke China, seperti batu bara dan barang manufaktur besi dan baja.

Sementara itu, ekspor manufaktur secara keseluruhan akan mengalami pelemahan sejalan dengan pelemahan ekonomi global, sedangkan ekspor besi baja dan tekstil dan produk tekstil (TPT) diprakirakan masih akan meningkat.

Gambaran 2019: Ekspor Tak Sampai 5% & Impor 7,5%Foto: Sebuah truk dengan trailer pengangkut mobil. REUTERS / Eddie Keogh

"Pada 2020, kinerja ekspor diprakirakan akan membaik dibandingkan dengan kinerja pada 2019 dan tumbuh di kisaran 5,1-5,5%."

Perbaikan kinerja ekspor didukung oleh sejumlah peluang bagi peningkatan ekspor CPO dan batu bara.

Beberapa faktor yang mendukung peningkatan ekspor CPO antara lain:

  1. Perang dagang antara AS dan Tiongkok pada produk soybean akan meningkatkan permintaan produk subtitusinya yakni CPO;
  2. Diversifikasi negara tujuan ekspor melalui inisiasi Preferential Trade Agreement (PTA), seperti antara Pakistan dan Indonesia;
  3. Penurunan tarif impor CPO di India. Ekspor pertambangan ke depan diperkirakan juga akan mengalami perbaikan disebabkan oleh permintaan batu bara yang meningkat serta ekspor mineral metal yang membaik.

Gambaran 2019: Ekspor Tak Sampai 5% & Impor 7,5%Foto: Infografis/Deretan Barang Impor yang Banjiri RI di 2018/Arie Pratama

Sementara BI juga mengungkapkan impor diprakirakan juga mengalami perlambatan dipengaruhi oleh prospek kinerja investasi yang tumbuh lebih moderat dan kinerja ekspor yang melambat.

Pertumbuhan impor pada 2019 diprakirakan melambat dan berada pada kisaran 7,1-7,5%. Perlambatan tersebut disebabkan oleh penurunan kinerja ekspor dan perlambatan kinerja investasi non bangunan.

"Penurunan harga komoditas dunia memengaruhi ekspansi bisnis perusahaan tambang berorientasi ekspor, sehingga menurunkan permintaan impor barang modal seperti alat berat, mesin dan perlengkapan. Impor barang konsumsi diperkirakan juga akan menurun di tengah nilai tukar rupiah yang kembali menguat, serta upaya Pemerintah untuk mendorong penggunaan produk dalam negeri."

BI mengungkapkan, bauran kebijakan yang ditempuh untuk mengurangi defisit neraca transaksi berjalan diperkirakan mulai menahan laju impor, antara lain pengurangan impor migas sejalan dengan penerapan kebijakan B-20 serta penerapan pengaturan Tingkat Kandungan Dalam Negeri (TKDN) terutama bagi proyek- proyek infrastruktur Pemerintah.

Dengan perkembangan tersebut, pertumbuhan impor pada 2020 diprakirakan masih akan mengalami perlambatan dan berada pada kisaran 6,7- 7,1%.


Simak Video Soal Impor Air :

[Gambas:Video CNBC]

(wed)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2NAy7NB

March 01, 2019 at 08:18PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Gambaran 2019: Ekspor Tumbuh Tak Sampai 5% dan Impor 7,5%"

Post a Comment

Powered by Blogger.