
Sebagai informasi, hari ini merupakan perdagangan pertama bagi Wall Street di pekan ini, setelah kemarin (18/2/2019) bursa di Amerika Serikat diliburkan guna memperingati Hari Presiden (kelahiran George Washington, presiden pertama AS).
Pelaku pasar dibuat grogi menantikan jalannya negosiasi AS-China yang hari ini mulai digelar di Washington. Negosiasi yang digelar hari ini adalah di tingkat wakil menteri. Pertemuan tersebut merupakan tindak lanjut dari negosiasi dagang yang digelar di Beijing sepanjang pekan lalu.
Pada Kamis dan Jumat, negosiasi tingkat menteri akan digelar, di mana Wakil Perdana Menteri China Liu He akan bertemu dengan Kepala Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer dan Menteri Keuangan AS Steven Mnuchin.Sejauh ini, laporan-laporan yang ada mengindikasikan bahwa AS dan China masih cukup jauh dari memecahkan isu-isu seperti pencurian kekayaan intelektual dan pemberian subsidi kepada perusahaan domestik yang selama ini dilakukan oleh pihak China.
Selain itu, investor juga menantikan perkembangan dari hubungan dagang antara AS dengan Uni Eropa. Uni Eropa bersumpah untuk mengeluarkan kebijakan balasan jika AS mengenakan bea masuk baru bagi impor mobil asal Uni Eropa. Presiden Komisi Eropa Jean-Claude Juncker mengatakan bahwa blok ekonomi tersebut tak akan membeli kedelai dan LNG dari AS.
Juncker berbicara pasca Kementerian Perdagangan AS diketahui telah mengirim rekomendasi ke meja Presiden AS Donald Trump mengenai wacana pengenaan bea masuk terhadap impor mobil dan suku cadangnya. Trump punya waktu 90 hari untuk mengambil keputusan berdasarkan rekomendasi tersebut.
Di sisi lain, angin segar bagi bursa saham Negeri Paman Sam datang dari Inggris yang kini tengah bekerja sama dengan Uni Eropa untuk merevisi naskah kesepakatan Brexit yang sebelumnya sudah ditolak mentah-mentah oleh parlemen Inggris, seperti dikutip dari Bloomberg.
Pada Senin, Menteri Brexit Stephen Barclay bertemu dengan pejabat Uni Eropa di Brussels untuk membicarakan hal tersebut. Pada Rabu pekan ini, (20/2/2019), Barclay akan kembali ke Brussels untuk mendiskusikan kata-kata baru yang akan digunakan dalam naskah Brexit terkait dengan klausul backstop.
Sebelumnya, klausul backstop memang merupakan biang keladi dari ditolaknya proposal Brexit secara mentah-mentah oleh anggota parlemen Inggris.
Pada intinya, backstop merupakan klausul yang akan diimplementasikan jika Inggris dan Uni Eropa tak bisa menyepakati kesepakatan dagang dalam masa transisi selama 21 bulan setelah Brexit resmi dimulai pada Maret 2019.
Jika klausul backstop benar direvisi, ada kemungkinan proses Brexit bisa berjalan dengan mulus dan no-deal Brexit bisa dicegah.
TIM RISET CNBC INDONESIA (ank/ank)
http://bit.ly/2tuV2jU
February 20, 2019 at 02:18AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Selepas Libur, Wall Street Berpotensi ke Zona Merah"
Post a Comment