Search

Masih 'Kecanduan' Sama Investor Asing, RI Bisa Apa?

Jakarta, CNBC Indonesia - Pasar keuangan Indonesia mengalami tekanan pada perdagangan akhir pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) melemah, nilai tukar rupiah terdepresiasi, dan imbal hasil (yield) obligasi pemerintah naik. Akhir pekan lalu, IHSG terpangkas 0,65%. Sementara rupiah melemah 0,46% di hadapan dolar Amerika Serikat (AS) dan yield surat utang pemerintah seri acuan tenor 10 tahun naik 6,2 basis poin (bps). Kenaikan yield adalah pertanda harga obligasi sedang turun karena maraknya aksi jual. Salah satu penyebab nestapa pasar keuangan Indonesia adalah kaburnya investor asing. Di pasar saham, misalnya, nilai jual bersih investor asing mencapai Rp 579,39 miliar. Tidak heran IHSG terkoreksi lumayan dalam. 
Kondisi di pasar obligasi pemerintah lebih pelik lagi. Per 1 Agustus 2019, kepemilikan asing di Surat Berharga Negara (SBN) mencapai Rp 1.018,96 triliun. Rekor tertinggi sepanjang sejarah Indonesia.

Secara persentase, investor asing di SBN menyumbang hampir 40% tepatnya 39,31%. Jadi, tidak salah kalau dibilang pasar obligasi pemerintah tergantung kepada asing. Persentasenya cukup signifikan.

Apalagi investor yang 'setia' di pasar obligasi hanya minoritas. Dari Rp 1.018,96 triliun kepemilikan asing di SBN, yang dipegang oleh bank sentral hanya 6,95%. Sisanya adalah pelaku pasar yang pergerakannya dimotivasi oleh cuan semata.

Baca:
Menguji 'Kesetiaan' Investor Asing

Rupiah pun ikut melemah karena arus modal keluar (capital outflows) tersebut. Dengan kondisi transaksi berjalan (current account) yang terus saja defisit, memang nasib rupiah sangat bergantung kepada aliran modal di sektor keuangan alias hot money. Begitu hot money minggat, ya rupiah sulit menguat (kecuali ada intervensi dari Bank Indonesia).  (BERLANJUT KE HALAMAN 2) (aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Zw5A0G

August 04, 2019 at 04:20PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Masih 'Kecanduan' Sama Investor Asing, RI Bisa Apa?"

Post a Comment

Powered by Blogger.