Search

Jakarta Terpolusi di Dunia, Dokter Paru Ungkap Efek Buruknya

Jakarta, CNBC Indonesia - Bila disadari, akhir-akhir ini berita terkait polusi udara di Jakarta begitu ramai di masyarakat. Tentunya kondisi itu sangat mengkhawatirkan. Apalagi dampak yang ditimbulkan pada kesehatan pada masyarakat tidaklah sedikit. 


Berdasarkan data Air Quality Index (AQI) beberapa bulan terakhir, kondisi kualitas udara di kota Jakarta dikategorikan tidak sehat. Bahkan beberapa hari lalu juga dilaporkan Jakarta merupakan juara kota paling berpolusi di dunia (Versi AirVisual).

Berdasarkan data yang ada, sebagian besar sumber polusi udara di Indonesia berasal dari sektor transportasi (80%) diikuti dengan dari industri, pembakaran hutan, dan aktivitas domestik. Faktor lain adalah kontribusi kendaraan bermotor, industri, konstruksi, dan kondisi musim kemarau juga ditengarai memperburuk kualitas udara di ibu kota.

"Polusi udara di Indonesia sebagian terjadi karena industri transportasi, pembakaran hutan, dan aktivitas domestik," kata Sekretaris Umum Perhimpunan Dokter Paru Indonesia Dokter Erlang Samoedro, Sp.P(K) dalam siaran pers yang diterima CNBC Indonesia, Minggu (4/8/2/2019).

Beberapa penelitian lokal di Indonesia pun menunjukkan polusi udara berhubungan dengan masalah kesehatan paru seperti penurunan fungsi paru (21% sampai 24%), asma (1,3%), PPOK (prevalensi 6,3% pada bukan perokok), dan kanker paru (4% dari kasus kanker paru). 


Di sisi lain polusi udara harus menjadi perhatian serius semua pihak karena berdampak juga pada penurunan produktivitas kerja, angka bolos sekolah, dan mangkir kerja karena menderita sakit akibat dampak polusi udara yang buruk. Penelitian Hasuman menunjukkan peningkatan partikulat di udara berhubungan dengan 10% peningkatan mangkir kerja.

World Health Organization (WHO) pun pernah mencatat saat ini 92% penduduk dunia menghirup udara dengan kualitas udara yang buruk. WHO mencatat setiap tahun ada 7 juta kematian atau 2 juta di Asia Tenggara yang berhubungan dengan polusi udara luar ruangan dan dalam ruangan.

Menurut WHO adanya polusi udara ini juga berdampak pada anak-anak seperti 14% anak usia 5-18 tahun memiliki asma yang terkait polusi udara. Bahkan terdapat 543.000 kematian anak usia kurang dari 5 tahun tiap tahun karena penyakit pernapasan berhubungan dengan polusi udara.

Beberapa data penelitian di Asia Pasifik menunjukkan bahwa pajanan polusi udara jangka pendek berhubungan dengan peningkatan gejala pernapasan seperti batuk, sesak napas dan peningkatan kunjungan rumah sakit karena infeksi saluran pernapasan, serangan asma dan PPOK. 


WHO juga memperkirakan bahwa penyakit tidak menular (PTM) yaitu stroke, jantung iskemik, PPOK dan kanker paru terkait polusi udara menyebabkan 62.000 kematian di Indonesia tahun 2012.

[Gambas:Video CNBC]

(miq/miq)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2GLhI6t

August 04, 2019 at 04:00PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jakarta Terpolusi di Dunia, Dokter Paru Ungkap Efek Buruknya"

Post a Comment

Powered by Blogger.