Sejatinya, Faye baru saja menamatkan pendidikan Sekolah Menengah Atas (SMA) dan melanjutkan ke perguruan tinggi. Namun, dirinya lebih memilih vakum setahun untuk fokus ke hal lain, melalui Rumah Faye.
"Saya baru lulus SMA, kerja di rumah Faye dulu setahun," katanya saat usai peluncuran Investasi Sambil Beramal di Samisara Ballroom, Kuningan, Jakarta, Kamis (29/8/2019).
Pada laman Instagramnya, @chocodaawg, Faye - sapaan akrabnya terlihat beberapa kali terlibat dalam acara yang mengusung tema sosial. Bahkan dalam salah satu foto, Faye nampak menjadi pembicara dan memperoleh penghargaan.
Dalam laman resmi rumahfaye.or.id, Faye tercatat memperoleh predikat salah satu dari 50 warga Asia yang melejit oleh koran "Strait Times" dari Singapura. Hal itu karena kegigihannya dalam memerangi kasus kekerasan dan eksploitasi anak.
Rumah Faye adalah rumah aman yang berfungsi sebagai pendampingan dan advokasi bagi anak-anak serta perempuan yang menjadi korban perdagangan manusia dan kekerasan seksual. Didirikan sejak tahun 2013, Rumah Faye terus bergerak menyelamatkan anak-anak yang menjadi korban kejahatan tersebut.
"Rumah Faye ada di Batam. Lokasi ini dipilih karena dekat dengan Singapura dan Malaysia, sehingga Batam menjadi Cross Boarder," katanya lagi.
Dia sempat bercerita anak-anak belasan tahun diiming-iming bekerja dengan imbalan tinggi, yang nyatanya tak sesuai janji. Imbasnya, masa depan dan harapan anak-anak tersebut terenggut.
Foto: Faye Simanjuntak (Lynda Hasibuan)
|
https://ift.tt/2PsCPkL
September 01, 2019 at 02:00PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Kisah Cucu Luhut Panjaitan dengan Rumah Faye"
Post a Comment