Untuk perdagangan hari ini Kamis (29/08/2019), Tim Riset CNBC Indonesia memperkirakan IHSG akan bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah terbatas. Rentang perdagangan IHSG diperkirakan berada pada level 6.225 hingga 6.325.
Dari bursa saham Amerika Serikat (AS) tadi pagi, tiga indeks utama terapresiasi dikarenakan kenaikan yang terjadi pada harga minyak. Indeks Dow Jones melesat 1%, indeks S&P 500 menguat 0,65%, dan indeks Nasdaq Composite naik 0,38%.
Sektor energi pada indeks S&P 500 melonjak 1,4%, lonjakan dipimpin oleh saham Cimarex Energy yang melesat 10,6%, dikarenakan harga minyak mentah AS yang melonjak lebih dari 1%.
Harga minyak melonjak setelah Administrasi Informasi Energi (badan energi AS) mengatakan persediaan minyak mentah AS anjlok US$ 10 juta barel pekan lalu sehingga harga minyak mentah naik menjadi US$ 55,78 per barel.
Saham di bursa Wall Street memulai perdagangan tadi malam dengan level lebih rendah karena inversi yang terjadi pada pasar obligasi, yang menggambarkan akan sinyal resesi.
Tingkat imbal hasil 10 tahun yang bergerak di bawah imbal hasil 2 tahun (terjadi inversi) dipandang pelaku pasar surat utang sebagai pertanda resesi. Hingga kini inversi atau pembalikan yield tersebut masih terjadi. Sementara itu, yield obligasi AS, US Treasury tenor 30-tahun turun menuju rekor terendah yang baru.
Dari dalam negeri, investor asing masih melancarkan aksi jualnya di pasar saham dengan membukukan jual bersih (net sell) sebesar Rp 244 miliar di pasar reguler. Angka tersebut jauh lebih rendah dibandingkan net sell dua hari lalu yang mencapai Rp 889,5 miliar.
Secara teknikal, IHSG cenderung berfluktuasi seiring terbentuknya pola flat (doji). Pola tersebut menandakan bahwa IHSG kemarin sebenarnya tidak bergerak ke mana-mana.
Sumber: Refinitiv
|
Kecenderungan untuk menguat tetap ada, yang terlihat dari posisinya saat ini yang bergerak di atas rata-rata harganya selama 5 hari terakhir atau moving average five/MA5 (garis hijau pada grafik).
Ruang penguatan masih memungkinkan, karena IHSG belum menyentuh wilayah jenuh belinya (overbought), menurut indikator teknikal Relative Strength Index (RSI) yang mengukur tingkat kejenuhan pada pergerakan pasar.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(yam/tas)https://ift.tt/2KZZpwY
August 29, 2019 at 03:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Jangan Pesimistis, Asa IHSG Menguat Lagi Masih Terbuka"
Post a Comment