Meskipun sedang mengalami kenaikan, dalam jangka pendek rupiah masih cenderung melemah. Namun, tanda-tanda kebangkitan rupiah mulai terlihat karena bergerak di atas rata-rata nilainya selama lima hari (moving average five/MA5).
![]() |
Sepanjang pekan lalu, rupiah terapresiasi 0,35%. Salah satu yang mendorong rupiah bergerak lebih tinggi adalah rilis data dari Badan Pusat Statistik (BPS) yang mengumumkan neraca dagang nasional Februari mengalami surplus US$ 330 juta.
Sentimen lain yang mendukung laju rupiah berasal dari eksternal khususnya sentimen positif dari China. Dalam pidato sidang tahunan dihadapan parlemen China, Perdana Menteri Li Keqiang menegaskan pemerintah akan menerapkan aturan baru mengenai investasi.
China berkomitmen untuk melindungi investasi (termasuk asing) dan tidak akan mewajibkan transfer teknologi. Aturan tersebut telah disahkan parlemen dan mulai berlaku pada 1 Januari 2020.
Isu mengenai pemaksaan transfer teknologi ini sering dikeluhkan oleh Presiden AS Donald Trump. Aturan ini bisa menjadi jalan menuju damai dagang AS-China, sesuatu yang menjadi harapan investor di seluruh dunia.
TIM RISET CNBC INDONESIA (yam/hps)
https://ift.tt/2Y4HSby
March 18, 2019 at 06:42PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Rupiah Masih Bertenaga, Ruang Penguatan Terbuka Lebar"
Post a Comment