Search

Jelang Pidato Mario Draghi, Kurs Euro Jeblok Lagi

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang euro jeblok terhadap dolar Amerika Serikat (AS) di perdagangan sesi Asia, Rabu (27/3/19), melanjutkan depresiasi yang terjadi pada Selasa kemarin.

Pelemahan euro terjadi di saat dolar AS sedang mengalami tekanan akibat inversi yield (imbal hasil) obligasi memberikan gambaran jika kinerja perekonomian zona Eropa lebih buruk dibandingkan AS.

Inversi terjadi ketika yield obligasi AS tenor 3 bulan lebih tinggi ketimbang yield tenor 10 tahun. Padahal, normalnya berlaku sebaliknya.

Pada pukul 12:39 WIB, euro ditransaksikan di kisaran US$ 1,1246 atau -0,08% dibandingkan penutupan Selasa.

Sebelum Pidato Draghi, Kurs Euro Jeblok Lagi Foto: Mata uang Euro (REUTERS/Benoit Tessier)

Gubernur European Central Bank (ECB), Mario Draghi, yang akan berbicara di Frankfurt pukul 15:00 WIB tampaknya berpotensi menjadi katalis bagi euro untuk memperbesar rentang pergerakannya terhadap dolar AS.

Kali terakhir Draghi berbicara tiga pekan lalu, kurs euro langsung anjlok ke level terendah dalam 20 bulan di kisaran US$ 1,1175. Saat itu Draghi menyatakan perekonomian zona Eropa sedang melambat, dan tingkat suku bunga acuan tidak akan dinaikkan tahun ini.


Melihat data-data ekonomi yang dirilis belakangan ini, Draghi kemungkinan akan kembali mengulang pernyataan yang bernada sabar alias dovish tersebut.

Sebelum AS diterpa isu resesi, negara-negara di zona Eropa lebih dulu terpapar isu resesi ini. Bahkan Italia, negara dengan perekonomian terbesar ketiga di zona Euro sebenarnya telah mengalami resesi di akhir 2018. Rilis data aktivitas bisnis (sektor manufaktur dan jasa) dari Jerman dan Perancis pada akhir pekan lalu kian memperkuat prediksi resesi di zona blok 19 negara tersebut.

Jerman dan Perancis merupakan dua raksasa ekonomi kawasan tersebut dan pelambatan aktivitas bisnis ini akan berdampak ke negara-negara lain.

Data aktivitas bisnis yang terdiri dari sektor manufaktur dan jasa, merupakan indikator utama kesehatan ekonomi sebuah negara.

Data terakhir menunjukkan sektor manufaktur Jerman berkontraksi (44,7) di bulan Maret, memburuk dari bulan sebelumnya sebesar 47,6. Sektor jasa, meski masih berekspansi, tapi menunjukkan perlambatan. Angka indeks bulan Maret dirilis 54,9, turun dari sebelumnya 55,3.

Sementara Perancis, baik sektor manufaktur maupun jasa, kembali terkontraksi di bulan Maret dibandingkan bulan lalu yang lebih ekspansif. Data sektor manufaktur dirilis sebesar 49,8, dari sebelumnya 51,5, sektor jasa sebesar 48,7 dari sebelumnya 50,2.

Angka indeks yang dirilis ISH Markit ini menggunakan angka 50 sebagai ambang batas. Jika angka dirilis di bawah 50 menunjukkan kontraksi atau memburuknya aktivitas bisnis. Sementara di atas 50 menunjukkan peningkatan aktivitas atau ekspansi.

TIM RISET CNBC INDONESIA 

(pap/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2JI0XwW

March 27, 2019 at 08:23PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jelang Pidato Mario Draghi, Kurs Euro Jeblok Lagi"

Post a Comment

Powered by Blogger.