
Hingga penutupan pasar pukul 15:00 WIB, harga CPO kontrak April di Bursa Derivatif Malaysia menguat sebesar 0,30% ke posisi MYR 2.306/ton atau setara $563.68/ton, setelah ditutup melemah 0,17% pada sesi perdagangan sebelumnya (31/1/2019).
Selama sepekan harga CPO tercatat melemah sebesar 0,9% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun, harga komoditas agrikultur andalan Indonesia ini sudah meningkat 8,72%.
Menguatnya harga CPO hari ini masih dipengaruhi oleh prediksi pasar akan turunnya produksi sawit sepanjang Desember-Maret akibat faktor musiman.
Dengan berkurangnya pasokan minyak sawit, maka cadangan yang sudah menumpuk di akhir tahun 2018 bisa dikurangi. Pasalnya, tumpukan cadangan yang berlebih menjadi faktor yang menekan harga CPO.
"Pelaku pasar masih memprediksi turunnya cadangan minyak sawit," kata salah satu pialang yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.
Pasalnya memang cadangan minyak sawit Malaysia pada bulan Desember 2018 lalu naik 6,9% ke level 3,21 juta ton dibanding sebulan sebelumnya. Tumpukan cadangan minyak sawit Malaysia tersebut merupakan yang tertinggi sejak hampir 2 dekade lalu.
Selain itu, analis minyak dunia, Thomas Mielke pada konferensi Agritel's Paris Grain Day mengatakan bahwa pasar minyak sawit tahun ini akan mendapat energi positif dari proyeksi permintaan global yang melebihi produksi, mengutip Reuters.
Lebih jauh lagi, Mielke juga memprediksi harga minyak sawit Indonesia akan naik pada kisaran US$ 570 - US$ 620 /ton, mengikuti kenaikan harga minyak kedelai Argentina yang berada di kisaran US$ 730 - US$ 750 /ton.
Namun, nilai ekspor minyak sawit Malaysia yang berada di bawah perkiraan pasar menjadi faktor yang menahan naiknya harga CPO lebih tinggi.
Teranyar, pada Jumat lalu (1/2/2019) surveyor kargo Societe de Surveillance (SGS) mencatatkan kenaikan ekspor minyak sawit Malaysia sebesar 8,5% dibanding bulan Desember 2018.
"Angka-angka ekspor yang dirilis berada di bawah angka rumor yang beredar di pasar," kata pialang kontrak berjangka yang berbasis di Kuala Lumpur, mengutip Reuters.
Sebagai informasi, Bursa Derivatif Malaysia akan ditutup selama 2 hari (5-6 Februari) karena adanya libur perayaan tahun baru Imlek.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/hps)
http://bit.ly/2S7X5ZX
February 05, 2019 at 12:49AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Malaysia Libur 2 Hari, Harga CPO Kembali Menguat"
Post a Comment