
JK mengingatkan bahwa industri dalam negeri akan turut berdampak dengan masuknya investasi dari luar negeri. Ia mencontohkan soal masuknya investasi dari prinsipal semen China, pemain lokal bila tak berubah maka akan kalah saing.
"Kita butuh investasi. Tapi kalau investasi dari luar, kita tidak hati hati, tidak berubah diri, investasi itu bisa membunuh industri dalam negeri juga," kata JK saat memberi kata sambutan di perayaan ulang tahun INDEF di Hotel Aryaduta, Jakarta, Rabu (7/8/2019) Malam.
Ia mencontohkan kasus industri semen lokal dan semen prinsipal produk China. Semen prinsipal China yang produknya dijual murah, sangat bersaing dengan semen lokal.
"Semen (prinsipal produk China) masuk, dia bikin Rp30.000, kita Rp40.000, akhirnya terjadilah penurunan harga hingga oversupply. Maka pabrik semen sulit bersaing," kata JK.
Selain itu, JK mencontohkan, industri China di negara asalnya juga sudah efisien. Misalnya di industri baja lokal yang menurut JK sudah tertinggal dengan China. Secara garis besar, JK juga menyoroti adanya inefisiensi pada proses kerja industri dalam negeri jika dibanding dengan proses produksi di China.
"Sama juga dengan pabrik baja karena teknologi kita agak tertinggal. Sistem kita, di Krakatau Steel pegawainya 8.000 di pabrik yang sama di China tidak sampai 500 orang," ucapnya.
Sementara untuk pabrik semen di Indonesia, katanya, rata-rata produksi 2-3 juta ton membutuhkan pegawai sebanyak 800 orang.
"Di China pegawainya 60 orang. Maka terjadi inefisiensi," sambungnya.
CNBC Indonesia pernah menelusuri keberadaan semen prinsipal produk China yang dijual pedagang toko bangunan hingga toko online pada bulan lalu. Menurut pengakuan beberapa pedagang dan data-data e-commerce, harga semen dari prinsipal semen China jauh lebih murah dari pemain lokal.
(hoi/hoi)
https://ift.tt/2OJ7077
August 08, 2019 at 02:20PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Soal Semen China, JK: Bisa Bunuh Industri Dalam Negeri"
Post a Comment