Search

Yang di Washington Dovish, MH Thamrin Macam Mana?

 

Dengan potensi rupiah yang menguat, aset-aset berdenominasi mata uang Tanah Air pun menjadi menarik. Nilai investasi masih berpeluang naik di kemudian hari, sehingga investor berbondong-bondong masuk ke pasar keuangan Indonesia. 

Di pasar saham, investor asing membukukan beli bersih Rp 260,6 miliar. Saham-saham yang paling banyak dikoleksi investor asing adalah PT Bank Rakyat Indonesia Tbk/BBRI (Rp 307,68 miliar), PT Bank Negara Indonesia Tbk/BBNI (Rp 71,72 miliar), PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (Rp 24,79 miliar), PT Waskita Beton Precast Tbk/WSBP (Rp 17,46 miliar), dan PT Ace Hardware Indonesia Tbk/ACES (Rp 17,12 miliar). 

Penguatan rupiah juga didukung oleh harga minyak yang bergerak turun. Hingga pukul 20:00 WIB kemarin, harga minyak jenis brent turun 0,33% sementara light sweet terkoreksi 0,86%. 

Bagi rupiah, penurunan harga minyak adalah berkah. Indonesia merupakan negara net importir minyak, yang mau tidak mau harus mengimpor untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri karena produksi belum memadai. 

Ketika harga minyak turun, maka biaya impor komoditas ini akan lebih murah. Devisa yang 'terbakar' untuk keperluan impor menjadi lebih sedikit sehingga mengurangi tekanan di transaksi berjalan (current account). Rupiah pun punya kesempatan untuk menguat karena fondasi yang lebih kokoh. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

(aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2TnCFbg

March 21, 2019 at 12:45PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Yang di Washington Dovish, MH Thamrin Macam Mana?"

Post a Comment

Powered by Blogger.