Search

Serba-Serbi Hype Streaming Anime Subtitle Indonesia

Jakarta, CNBC Indonesia - Hype streaming anime di Indonesia ramai. Tahti (bukan nama sebenarnya) sang pemilik akun web streaming anime gratis pernah mengadakan nonton bersama di CGV Jogja. Tak tanggung-tanggung, pengunjung yang datang bisa mencapai 450 orang hanya untuk menonton satu penayangan anime saja.

"Itu CGV senang banget bisa dapat penonton sebanyak itu. Kita bikin kerjasama sama CGV Jogja untuk nobar. Udah 3 tahun kok bikin terus. Untuk nobar Sword Art Online dulu 280 orang untuk sekali tayang. Kuroko Bo Basuke 200 orang. Terus No Game No Life itu 450. Fairy Tale 200. Rata-rata dua ratus ke atas sih," kata Tahti pada CNBC Indonesia (11/3/2019).

Acara nobar juga diramaikan oleh doorprize dan give away untuk minimal peserta hadir yang berjumlah 200 orang. Tahti mengaku tiap tayangan nobar di CGV dirinya mendapat laba sebesar 5 juta rupiah dari jual tiket dan poin dari CGV. Laba itulah yang kemudian di putar kembali menjadi doorprize maupun untuk mengadakan nobar selanjutnya.


Nonton bareng anime di CGV Jogja ini merupakan permintaan dari para penggemar web streaming anime milik Tahti yang enggan ia sebutkan namanya.

Foto: Edward Ricardo

"Pertama karena permintaan fans. Ternyata profitnya lumayan. Semalam bisa dapat Rp 5 juta. Rp 2 juta dari uang tiket dan Rp 3 juta dari poin. Nah itu bisa dipakai untuk nobar selanjutnya. Misalnya aku habis Rp 15 juta untuk booking satu studio. Nah kita dapat Rp 3 juta itu dari poin. Itu bisa dipakai untuk beli tiket nonton. Misalnya tiket nontonnya Rp 30 ribu. Nah aku bisa pesan 100 tiket lagi," ucap Tahti.

Untuk web streaming anime gratis yang dikelola oleh Tahti pun mempunyai 100 ribu kunjungan per hari dalam weekdays. Sedangkan untuk weekend bisa mencapai 200 sampai 300 ribu kunjungan per harinya.

Biasanya ada jam-jam tertentu para penonton datang ke halaman web streamingnya yakni pada pagi dan malam hari. Sementara untuk weekend, penonton bisa satu hari full. Tahti juga melihat rentang usia pengunjung yang datang ke websitenya ialah 18-30 tahun.

Sementara itu, Ki-Kun (bukan nama asli) mengatakan bahwa dirinya lebih sering download ketimbang streaming. Ini dia lakukan karena anime yang dia kumpulkan ingin digunakan sebagai perpustakaan. Sebagai pemilik fanpage anime pun ia memilih download.

"Saya pribadi jarang streaming lebih jarang download. Karena saya punya fanpage sekalian buat library siapa tahu 50 tahun lagi saya mau nonton. Kalo server web streamingnya down kan apes juga," kata Ki-Kun pada CNBC Indonesia (11/3/2019).

Namun bukan berarti Ki-Kun tidak juga streaming anime sama sekali. Tapi ia lebih pilah-pilih karena banyak website streaming anime subtitle Indonesia yang merisihkan penonton. Karena iklan pop-up yang sering muncul saat di klik. Untuk web seperti itu, menurut Ki-Kun akan dijauhi oleh para streamer.

Di sisi lain, saat web streaming anime berbayar bernama Ponimu yang launching pada 2018 lalu cukup tinggi hypenya. Walaupun memang streamer mencari website yang memiliki koleksi judul dan jenis film yang banyak. Selain mereka juga belum biasa dengan konsep streaming anime berbayar.

Ponimu masih memiliki konten anime yang sedikit karena keterbatasan lisensi. Mereka juga mendapat masukan bahwa tampilan websitenya kurang menarik. Marco Armando (30) sang founder Ponimu membantu menjelaskan.

"Ini yang jarang orang tahu dan jarang kita buka karena kita bukan pure streaming company. Kita licency company. Jadi kita punya kerjaan lain. Streaming ini bukan fokus job satu-satunya. Dan kita masih startup kecil jadi masih bagi-bagi kerjaan semua sih," kata Marco Armando pada CNBC Indonesia di Kantor Ponimu, Jakarta Barat (13/3/2019).

Untuk website streaming anime bajakan Marco menjelaskan bahwasanya iklan-iklan di website itu adalah sumber pendapatan mereka. Marco menilai juga bahwa navigasi web streaming anime bajakan belum banyak yang baik.

Marco kerap mendapat komentar dari para streamer yang mampir ke websitenya. Ada yang ingin tampilan website Ponimu disamakan dengan Netflix.

Karena sekarang sudah ada Netflix jadi orang benchmarknya kesana. Mereka bilang, bikin kaya Netflix dong tampilanya yang pake slix. Oke, dia memang tampilannya bagus. Tapi mainly website itu enak karena AI (Artificial Intelligence) nya. Dia bisa lihat kita udah nonton apa makanya dia kasih rekomendasi nonton apa. Itu yang menurut saya nggak akan bisa di copy dengan gampang," ucap Marco.

Adanya website streaming anime gratis yang notabenya bajakan juga tidak bermasalah menurut Marco. Hype penonton akan tetap ada, bahkan web bajakan juga hadir sebagai marketing bisnisnya.

"At some poin, streaming bajakan tetep dibutuhkan karena itu buat marketing. Jadi kita tak bisa misalnya force bajakan untuk tutup semua. Itu malah kita membunuh pasar sendiri," katanya. (dru)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2HCpila

March 17, 2019 at 12:07AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Serba-Serbi Hype Streaming Anime Subtitle Indonesia"

Post a Comment

Powered by Blogger.