Search

Resesi Selimuti Pasar Obligasi, Wall Street Diprediksi Keok

Jakarta, CNBC Indonesia - Wall Street akan cenderung dibuka melemah hari ini (22/3/2010). Hingga berita ini dimuat, kontrak future Dow Jones dan Nasdaq Composite mengimplikasikan penurunan masing-masing sebesar 134,51 poin dan 21,52 poin, sementara indeks S&P 500 diimplikasikan juga turun sebesar 11,88 poin.

Menguatnya saham Apple ternyata belum mampu mengimbangi indikasi resesi ekonomi yang nampaknya akan melanda. Investor di Wall Street resah karena sinyal resesi ekonomi sudah datang dari pasar obligasi Negeri Paman Sam dan Negeri Kincir Angin.

Data dari pasar obligasi AS pada hari Rabu waktu setempat, menunjukkan bahwa rentang (spread) imbal hasil (yield) antara surat berharga negara AS (Treasury Bonds) tenor 3 bulan dan tenor 10 tahun sudah menyentuh angka 10 basis poin. Rentang imbal hasil ini terakhir kali dialami pada tahun 2007, dilansir CNBC International.

Jika yield obligasi jangka pendek lebih besar dibanding obligasi jangka panjang, maka pasar berekspektasi bahwa pertumbuhan ekonomi saat ini lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang.

Lebih lanjut, hari ini, situasi serupa juga terjadi di Jerman. Imbal hasil surat utang negara Jerman dengan tenor 10 tahun bahkan berbalik arah menjadi negatif menjadi 0,001%. Perolehan ini muncul setelah data rilis aktivitas bisnis Jerman menunjukan angka terendah sejak 2013.

Indeks aktivitas manufaktur PMI Jerman bulan Maret ini dilaporkan sebesar 44,7 turun dari bulan Februari 47,6. Sementara untuk aktivitas sektor jasa PMI dirilis sebesar 54,9 turun, dibandingkan bulan Februari sebesar 55,3.

Sebagai informasi IHS Markit, institusi yang mempublikasikan data tersebut, mengukur data itu dengan melakukan survei aktivitas dari purchasing manager yang disebut purchasing managers index (PMI). Jika angka dirilis di bawah 50 menunjukkan kontraksi atau memburuknya aktivitas bisnis. Sementara di atas 50 menunjukkan peningkatan aktivitas atau ekspansi.

Buruknya rilis data hari ini memberikan gambaran pelambatan ekonomi zona Eropa sepanjang kuartal-I 2019, sekaligus mengkonfirmasi prediksi pelambatan ekonomi sepanjang tahun oleh Bank Sentral Eropa

Belum lagi, dua emiten yang menjadi bagian Dow Jones Industrial Index (DJIA) dikabarkan akan memecah bisnisnya dan berubah dari konglomerat besar menjadi perusahaan kecil, dilansir Reuters.

Emiten yang dimaksud adalah perusahaan kimia DowDuPont Inc (DWDP.N) dan perusahaan teknologi United Technologies Corp (UTX.N).

Pemecahan perusahaan konglomerat tersebut berarti apresiasi yang tadinya berpusat pada satu perusahaan menjadi terpecah ke beberapa perusahaan. Alhasil indeks harga DJIA, diestimasikan akan turun.

Pada hari ini, investor akan mencermati rilis data manufaktur dan jasa PMI periode Februari 2019 yang akan diumumkan pada pukul 22:45 WIB. Lalu pada pukul 22:00 WIB, angka penjualan hunian baru akan dirilis.

TIM RISET CNBC INDONESIA (dwa/dwa)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2HNADPF

March 23, 2019 at 03:46AM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Resesi Selimuti Pasar Obligasi, Wall Street Diprediksi Keok"

Post a Comment

Powered by Blogger.