Saham-saham barang konsumsi dikoleksi investor pada hari Jumat diantaranya: PT Kalbe Farma Tbk/KLBF (+2,98%), PT Indofood Sukses Makmur Tbk/INDF (+1,41%), PT Gudang Garam Tbk/GGRM (+1.35%), dan PT Ultrajaya Milk Industry & Trading Company Tbk/ULTJ (+0,81%).
Pada hari yang sama, Badan Pusat Statistik (BPS) merilis data perdagangan internasional Indonesia periode Februari 2019, di mana ekspor diketahui terkontraksi 11,33% secara tahunan, lebih dalam dari konsensus yang dihimpun CNBC Indonesia, yakni kontraksi sebesar 4,26%.
Sementara itu, impor anjlok hingga 13,98% YoY, berbanding terbalik dengan konsensus yang mengekspektasikan kenaikan sebesar 0,4% YoY. Berbicara mengenai impor, terdapat tekanan bagi seluruh golongan pengunaan barang.
Namun, tekanan terbesar ada pada impor barang konsumsi yang anjlok hingga 26,94% YoY, sementara impor bahan baku dan barang modal melemah masing-masing sebesar 15,04% YoY dan 0,8% YoY.
Impor barang konsumsi pada bulan lalu yang senilai US$ 1,01 miliar merupakan yang terendah sejak Februari 2017 silam.
Lemahnya impor barang konsumsi tersebut bisa jadi mengindikasikan lemahnya daya beli masyarakat Indonesia.
Lantas, mengapa saham-saham barang konsumsi masih dikoleksi investor? (ank/ank)
https://ift.tt/2CnmbdF
March 17, 2019 at 09:31PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Impor Barang Konsumsi Anjlok, Kok Saham Konsumer Menguat?"
Post a Comment