
Keempat seri yang menjadi acuan itu adalah FR0063 bertenor 5 tahun, FR0064 bertenor 10 tahun, FR0065 bertenor 15 tahun, dan FR0075 bertenor 30 tahun.
Seri acuan yang paling terkoreksi adalah FR 0068 yang bertenor 15 tahun dengan kenaikan yield 1,3 basis poin (bps). Besaran 100 bps setara dengan 1%.
Dua seri lain yaitu acuan 10 tahun dan 20 tahun masih terkoreksi juga, tetapi tidak dengan FR0077 yang bertenor 5 tahun karena masih mampu menguat yaitu 1,4 bps.
Koreksi pasar obligasi pemerintah hari ini tercermin pada harga obligasi wajarnya, di mana indeks INDOBeX Government Total Return milik PT Penilai Harga Efek Indonesia (PHEI/IBPA) masih melemah.
Indeks tersebut turun 0,11 poin (0,05%) menjadi 242,45 dari posisi kemarin 242,56.
Koreksi SBN hari ini juga membuat selisih (spread) obligasi rupiah pemerintah tenor 10 tahun dengan surat utang pemerintah AS (US Treasury) tenor serupa mencapai 512 bps, melebar dari posisi kemarin 511 bps.
Yield US Treasury 10 tahun turun tipis hingga 2,73% dari posisi kemarin 2,74%.
Terkait dengan pasar US Treasury, saat ini masih terjadi inversi pada tenor 2 tahun dan 5 tahun, kembali berseberangan setelah sebelumnya bergerak normal (tidak inversi) sejak akhir pekan lalu. Inversi adalah kondisi lebih tingginya yield seri lebih pendek dibanding seri lebih panjang.
Inversi tersebut membentuk kurva yield terbalik (inverted yield curve), yang menjadi cerminan investor yang lebih meminati US Treasury seri panjang dibanding yang pendek karena menilai akan terjadi kontraksi jangka pendek, sekaligus indikator adanya potensi tekanan ekonomi bahkan hingga krisis.
Yield US Treasury Acuan 5 Mar 2019 | |||||
Seri | Benchmark | Yield 4 Mar 2019 (%) | Yield 5 Mar 2019 (%) | Selisih (Inversi) | Satuan Inversi |
UST BILL 2019 | 3 Bulan | 2.432 | 2.466 | 3 bulan-5 tahun | -8.4 |
UST 2020 | 2 Tahun | 2.545 | 2.559 | 2 tahun-5 tahun | 0.9 |
UST 2021 | 3 Tahun | 2.522 | 2.539 | 3 tahun-5 tahun | -1.1 |
UST 2023 | 5 Tahun | 2.531 | 2.55 | 3 bulan-10 tahun | -27.3 |
UST 2028 | 10 Tahun | 2.722 | 2.739 | 2 tahun-10 tahun | -18 |
Terkait dengan porsi investor di pasar SBN, saat ini investor asing menggenggam Rp 945,88 triliun SBN, atau 38,03% dari total beredar Rp 2.486 triliun berdasarkan data per 4 Maret.
Angka kepemilikannya masih positif atau bertambah Rp 52,63 triliun dibanding posisi akhir Desember Rp 893,25 triliun, sehingga persentasenya masih naik dari 37,71% pada periode yang sama.
Dari pasar surat utang negara berkembang, penguatan terjadi di India, Malaysia, Filipina, Singapura, dan Afsel. Di negara maju, seluruh pasar obligasi utama mengalami koreksi.
Yield Obligasi Tenor 10 Tahun Negara Maju & Berkembang | |||
Negara | Yield 4 Mar 2019 (%) | Yield 5 Mar 2019 (%) | Selisih (basis poin) |
Brasil | 9.02 | 9.09 | 7.00 |
China | 3.213 | 3.228 | 1.50 |
Jerman | 0.159 | 0.181 | 2.20 |
Perancis | 0.559 | 0.576 | 1.70 |
Inggris | 1.274 | 1.284 | 1.00 |
India | 7.591 | 7.558 | -3.30 |
Jepang | 0.002 | 0.01 | 0.80 |
Malaysia | 3.91 | 3.897 | -1.30 |
Filipina | 6.335 | 6.292 | -4.30 |
Rusia | 8.42 | 8.43 | 1.00 |
Singapura | 2.265 | 2.241 | -2.40 |
Thailand | 2.57 | 2.575 | 0.50 |
Amerika Serikat | 2.72 | 2.739 | 1.90 |
Afrika Selatan | 8.705 | 8.665 | -4.00 |
TIM RISET CNBC INDONESIA
(irv/tas)
https://ift.tt/2Ulnfpn
March 06, 2019 at 02:56AM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Hanya Dua Sukuk Terbit, Pemerintah Tetap Raup Rp 8,9 T"
Post a Comment