"Kita tidak bisa memilah penyebabnya, tapi kita tahu pemerintah ada kebijakan mengendalikan impor, misalnya impor bahan konsumsi PPh-nya dinaikkan karena bisa diproduksi di dalam negeri, dan menjadi substitusi barang-barang tersebut, ada juga kebijakan B20," jelasnya saat konferensi pers, Jumat (15/3/2019).
Namun sayang, penurunan impor tidak disertai dengan peningkatan ekspor. Ekspor pada Bulan Februari 2019 justru menurun 11,33% yoy, menjadi US$ 12,53 miliar.
"Untuk ekspor Bulan Februari 2019, sektor migas turun 21,75%, dan nonmigas turun 10,19% year on year."
![]() |
Lantas, apa saja sih komoditas ekspor yang mengalami penurunan?
Berdasarkan data BPS, untuk sektor migas industri pengolahan hasil minyak dan pertambangan, masing-masing turun 34,44% dan 20,74%, sementara pengadaab gas masih mengalami peningkatan 1,74%.
Selain itu, untuk sektor nonmigas, dari 10 golongan barang yang menjadi ekspor utama Indonesia pada periode Januari - Februari 2019, delapan di antaranya mengalami penurunan, sementara dua lainnya meningkat.
Berikut penjabarannya (yoy):
- Bahan bakar mineral turun 8,77%, dari US$ 3,94 miliar menjadi US$ 3,59 miliar.
- Lemak dan minyak hewan/ nabati turu 15,06%, dari US$ 3,46 miliar menjadi US$ 2,94 miliar.
- Perhiasan/ permata turun 6,53%, dari US$ 1,16 miliar menjadi US$ 1,08 miliar.
- Alas kaki turun 4,89% dari US$ 841 juta menjadi US$ 800 juta.
- Bahan kimia organik naik 9,32%, dari US$ 473 juta menjadi US$ 517 juta.
- Bijih, kerak, dan abu logam turun 44,76%, dari US$ 804 juta menjadi US$ 444 juta.
- Bubur kayu/ pulp turun 16,20%, dari US$ 415 juta menjadi US$ 348 juta.
- Tembaga turun 39,09%, dari US$ 339 juta menjadi US$ 206 juta.
- Timah turun 17,82%, dari US$ 244 juta menjadi US$ 201 juta.
- Bahan kimia organik naik 17,35%, dari US$ 146 juta menjadi US$ 171 juta.
(dru)
https://ift.tt/2O4yQ9Y
March 15, 2019 at 06:52PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Ekspor Februari Loyo, Ini Daftar Barang yang Naik dan Turun"
Post a Comment