Search

Diuji Resesi AS, Sinyal IHSG Berbalik Arah Belum Kelihatan

Jakarta,CNBC Indonesia - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) terkoreksi cukup sebesar 1,52% ke level 6.426 pada penutupan sesi I, Senin (25/3/2019). Semua indeks sektoral terkoreksi, dipimpin oleh sektor aneka industri dengan koreksi paling dalam.

Saham-saham yang paling berperan dalam menekan IHSG yakni PT Bank Mandiri Tbk/BMRI (-3,69%), PT Astra International Tbk/ASII (-3,1%), PT HM Sampoerna/HMSP Tbk (+1,58%), PT Indofood CBP Sukses Makmur Tbk/ICBP (5,57%), PT Gudang Garam Tbk (GGRM).

Data Bursa Efek Indonesia mencatat, investor asing mencatatkan jual bersih (net sell) hingga Rp 251 miliar di pasar reguler. Saham-saham perbankan banyak dilepas asing hingga membuat sektor keuangan terkoreksi 1,39% dengan sumbangan 28,2 poin.


Adapun sektor konsumer yang melemah 2,16% menjadi pemberat utama dengan poin pelemahan 28,4 poin.

Secara teknikal, pelemahan IHSG mulai terlihat pagi tadi ketika dibuka turun (gap down) dengan pelemahan 0,79%.

Persilangan turun (dead cross) juga mulai terbentuk yang terlihat dari indikator teknikal moving average convergence and divergence (MACD).

IHSG Sedang Diuji & Belum Ada Tanda-Tanda Berbalik ArahSumber: Refinitiv

Potensi pelemahan IHSG telah terlihat karena sudah memasuki level jenuh belinya (overbought) pada penutupan akhir pekan lalu. Hal ini terlihat dari indikator teknikal Stochastic Slow (SS) yang mengukur tingkat kejenuhan suatu pasar pada grafik.

Pada sesi II, IHSG tampaknya tidak akan mudah berbalik menguat seiring terbentuknya pola black candle disertai dengan gap down.

Secara pergerakan tren (trend following), IHSG mulai bergerak di bawah rata-rata harganya selama 50 hari (moving average/MA50). Hal ini menggambarkan bahwa IHSG sedang mengalami koreksi di dalam pergerakan jangka menengah.


Situasi eksternal menjadi salah satu penyebabnya. Pasar obligasi pemerintah Negeri Paman Sam dikabarkan mengalami inversi terbalik atas imbal hasilnya (inverted yield curve).

Pada pukul 10:21 WIB hari ini, imbal hasil (yield) surat utang pemerintah AS tenor 3 bulan berada di 2,4527%. Sementara untuk tenor panjang 10 tahun adalah 2,439%.

Hal ini membuat investor global beralih ke mata uang yang dianggap aman (safe haven) yakni dolar AS. Akibatnya rupiah mengalami tekanan.

Hingga pukul 12:00 WIB di pasar spot, rupiah melemah 0,39% pada posisi Rp 14.215/US$.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(yam/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2WguWxm

March 25, 2019 at 08:09PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Diuji Resesi AS, Sinyal IHSG Berbalik Arah Belum Kelihatan"

Post a Comment

Powered by Blogger.