Dalam sambutannya, JK mengatakan, kemajuan suatu bangsa dan negara selalu ditandai dengan pembangunan infrastruktur, perumahan, fasilitas publik, dan lain-lain.
"Itu berarti bahwa pekerjaan sebagai kontraktor tidak akan berhenti. Karena itulah selalu kita mengharapkan dalam dunia kontraktor, profesionalisme, dan juga tentu keahlian di bidang-bidang yang digelutinya," ujarnya.
"Kalau dulu bangunan tinggi dikuasai kontraktor asing, sekarang ini sudah jadi pekerjaan kontraktor kita. Namun juga kita perlu perhatikan bahwa kontraktor nasional swasta tidak semaju kontrak perusahaan negara. Maka perlu dibutuhkan upaya, fokus dan profesionalisme untuk memajukan usaha itu sendiri," kata JK.
Ketua Umum PMI itu lantas bercerita pengalaman saat menjadi wakil presiden periode 2004-2009. Saat itu, JK meminta agar semua bandara yang awalnya dikerjakan kontraktor asing, perlahan diserahkan kepada kontraktor Indonesia.
"Gampang sebenarnya tidak sesulit yang dibayangkan. Sekarang kontraktor asing yang full hanya tertentu saja seperti MRT kemarin," ujarnya.
![]() |
Lebih lanjut, dia lantas mengingatkan bahwa kemajuan teknologi dan persaingan harus diperhatikan pengusaha konstruksi nasional. Selain peralatan, JK menyebut modal utama dari perusahaan konstruksi adalah insinyur.
"Saya menekankan prinsip kualitas baik, ketepatan waktu, efisiensi biaya harus jadi perhatian utama. Tanpa itu kita tidak akan mendapatkan kemajuan yang baik," kata JK.
Simak video saat JK menghadiri CNBC Indonesia Economic Outlook 2019 di bawah ini.
(miq)
https://ift.tt/2FaN5qV
March 14, 2019 at 10:12PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Cerita JK: Dulu Bangunan Tinggi Dikuasai Kontraktor Asing!"
Post a Comment