Salah satu poin dalam perjanjian adalah pembebasan bea masuk untuk impor sapi dari Australia ke Indonesia. Sehingga dikhawatirkan, impor sapi ke Indonesia akan semakin tinggi.
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Darmin Nasution memastikan perjanjian itu tidak akan membuat Indonesia banjir sapi impor dari Australia. Dia menjelaskan, pembebasan bea masuk untuk impor dari Australia ditetapkan dengan batasan jumlah tertentu.
"Sampai jumlah tertentu (impor masuk dari Australia). Begitu dia lebih dari segitu, kena dia," ungkap Darmin di Hotel Ritz Carlton, Pacific Place, Jakarta, Senin (11/3/2019).
Foto: Menteri Koordinator bidang Perekonomian Darmin Nasution saat seminar "Smart Country Initiatives & E-Government Experiences Sharing" (CNBC Indonesia/Lidya Julita Sembiring)
|
Sementara itu, Darmin tidak menjelaskan untuk detail batasan jumlah impor bebas bea masuk yang disepakati. Pasalnya, ketentuan dan detailnya ada di Kementerian Perdagangan.
"Nanti tanya menteri perdagangan (Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita). Tapi itu yang paling lama diperdebatkan," jelasnya.
Namun, Darmin menjamin bahwa perjanjian kerja sama tersebut tidak akan meningkatkan impor sapi. Karena begitu melebihi batasan yang ditetapkan maka akan kembali kena bea masuk.
"Dia minta berapa, kita ngotot berapa, ya jadi nggak akan kemudian berlebih-lebihan karena begitu lebih dari jumlah itu kena bea masuk," tegasnya.
Simak video terkait IA-CEPA di bawah ini.
(miq/miq)
https://ift.tt/2HaNg7L
March 11, 2019 at 07:47PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Benarkah IA-CEPA Bikin RI Kebanjiran Sapi Impor Australia?"
Post a Comment