Search

Astaga! Tiga Pilar Disebut Gelembungkan Keuangan Rp 4 T

Jakarta, CNBC Indonesia - Investigasi terhadap laporan keuangan 2017 PT Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk (AISA) mendapati dugaan adanya penggelembungan nilai Rp 4 triliun oleh manajemen lama pada beberapa pos akuntansi. 

Dalam laporan hasil Investasi Berbasis Fakta PT Ernst & Young Indonesia (EY) kepada manajemen baru AISA tertanggal 12 Maret 2019, dugaan penggelembungan ditengarai terjadi pada akun piutang usaha, persediaan, dan aset tetap Grup AISA.

Manajemen baru AISA yang dimaksud adalah para manajemen yang diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) 22 Oktober 2018 yang berisi Hengky Koestanto sebagai direktur utama dan Charlie Dungga sebagai direktur.

Adapun manajemen lama adalah pengelola perseroan sebelum RUPSLB tersebut. Manajemen lama perseroan terdiri dari Joko Mogoginta sebagai direktur utama dan tiga orang direksi lain yaitu Budhi Istanto, Hendra Adisubrata, dan Jo Tjong Seng.

Tiga Pilar Sejahtera Disebut Gelembungkan Keuangan Rp 4 TFoto: Sumber: PT Tiga Pilar Sejahtera Tbk

Selain penggelembungan Rp 4 triliun tersebut, ada juga temuan dugaan penggelembungan pendapatan senilai Rp 662 miliar dan penggelembungan lain senilai Rp 329 miliar pada pos EBITDA (laba sebelum bunga, pajak, depresiasi dan amortisasi) entitas bisnis makanan dari emiten tersebut.
Temuan lain dari laporan EY tersebut adalah aliran dana Rp 1,78 triliun melalui berbagai skema dari Grup AISA kepada pihak-pihak yang diduga terafiliasi dengan manajemen lama.

"Antara lain menggunakan pencairan pinjaman Grup AISA dari beberapa bank, pencairan deposito berjangka, transfer dana di rekening bank, dan pembiayaan beban pihak terafiliasi oleh Grup AISA," tulis laporan tersebut.

Selain itu, ditemukan juga adanya hubungan serta transaksi dengan pihak terafiliasi yang tidak menggunakan mekanisme pengungkapan (disclosure) yang memadai kepada stakeholders secara relevan.

Hal tersebut ditengarai EY berpotensi melanggar Keputusan Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (Bapepam-LK) No.KEP-412/BL/2009 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu.

Pemangku kepentingan sebagai 'wasit' pasar modal saat ini sudah beralih dari Bapepam-LK Kementerian Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sehingga lembaga yang dipimpin Wimboh Santoso tersebut berwenang memberikan sanksi kepada pelanggar aturan tadi, meskipun peraturan yang menaungi dunia keuangan masih bertitel Bapepam-LK. 

Selain temuan tersebut, hal mendasar dari hasil laporan EY tersebut adalah adanya pencatatan keuangan yang berbeda dalam data internal dengan pencatatan yang digunakan auditor keuangan dalam proses mengaudit laporan keuangan 2017.

Belum lagi, EY mendasari dari informasi manajemen baru bahwa manajemen lama AISA membuat pembukuan yang berbeda untuk tujuan eksternal, misalnya untuk kepentingan audit eksternal.

Dalam informasi terkait pembukuan ganda tersebut, ada dua tim utama dalam mekanismenya, yaitu tim korporat dan tim operasional.

Fungsi tim korporat adalah menyaring informasi dari tim operasional yang bertugas pada 12 anak usaha perseroan, yang kemudian meminta kepada tim operasional jika dinilai perlu ada data yang tidak sesuai dengan target yang telah ditentukan. Setelah itu, baru data tersebut kemudian diberikan kepada pihak eksternal, misalnya auditor eksternal.

Tim korporat itu dipimpin Sjambiri Lioe, Hartanto Wibowo, Lo Junida, dan Lusiana AL Lusi. Nama terakhir didapati sudah mengundurkan diri dari perusahaan.

Beberapa nama dalam tim operasional adalah Sumardi, Dyah Ayu Inten Prawesti, Slamet, Moh. Soim Budi Santosa, Siswanto, Nanavadi Pitanadi, dan Bayu Priyatna. Tiga nama terakhir didapati sudah mengundurkan diri.

Dalam laporan itu juga disinggung klarifikasi terhadap Sjambiri Lioe terkait dugaan rekayasa (window dressing) laporan keuangan 2017, yang dijawab pihak Sjambiri yang dianggap sebagai kordinator keuangan AISA dengan tidak ada, meskipun tidak dapat ditindaklanjuti EY secara lebih jauh karena keterbatasan akses dan ruang lingkupnya.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(irv/tas)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2uw3Y9k

March 27, 2019 at 03:39PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Astaga! Tiga Pilar Disebut Gelembungkan Keuangan Rp 4 T"

Post a Comment

Powered by Blogger.