Asing Kepincut Jadi Pemegang Saham, Pefindo Kaji Untung Rugi

Jakarta, CNBC Indonesia - Lembaga rating PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) membuka diri untuk masuknya calon pemegang saham baru dari investor asing. Dengan catatan, calon investor tersebut bisa memberi efek positif bagi pengembangan bisnis pemeringkatan di Indonesia.

Direktur Utama Pefindo Salyadi Saputra mengatakan saat ini memang terdapat lembaga pemeringkat internasional yang mendekati Pefindo.

Namun, shareholder atau para pemegang saham lama Pefindo juga masih perlu mempertimbangkan dampak positif yang bisa diperoleh perusahaan ke depan.

"Ada lembaga rating yang besar, berpengaruh, saya tidak bisa sebut nama. Tentunya pemegang saham kita hanya mau kerja sama dengan lembaga rating internasional yang kuat dan dipercaya oleh dunia pasar modal jadi bukan lembaga rating sembarangan," kata Salyadi kepada CNBC Indonesia, Selasa (19/3).

Dia menjelaskan, saat ini jasa yang diberikan oleh Pefindo adalah memberikan rating atau pemeringkatan bagi perusahaan dan instrumen utang seperti obligasi.

Jika sinergi dengan lembaga pemeringkatan internasional terealisasi, tak menutup kemungkinan untuk pengembangan pemeringkatan reksa dana, kredit korporasi dan jasa analisa lainnya guna mendukung pengembangan pasar surat utang dan pasar modal.

Selain itu, keuntungan lain yang bisa didapatkan Pefindo adalah penggunaan metode yang belum digunakan di Indonesia, tapi sudah berkembang di dunia pemeringkatan global.

Saat ini pemegang saham terbesar Pefindo adalah Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan kepemilikan sebesar 32,37%. Investor lain yakni perusahaan efek, dana pensiun, asuransi yang semuanya masih berbendera Indonesia.

Potensi masuknya investor asing nantinya juga tidak akan menjadi mayoritas.

"Tinggal dilihat cost benefit-nya buat pemegang saham dan buat pasar modal Indonesia keseluruhan. Walaupun demikian Pefindo tetap pertahankan bendera Merah Putih, itu komitmen pemegang saham sekarang, jadi Pefndo tetap agensi lokal," tegasnya.

Simak perbincangan soal OJK yang akan mengkaji lagi rating obligasi perusahaan.
[Gambas:Video CNBC]

(tas)

Let's block ads! (Why?)