
Mengacu data Bursa Efek Indonesia pada pukul 11.00 WIB, jika melihat harga harian, saham Telkom minus 1,32% hari ini, sementara sepekan minus 3,10% dan year to date atau sejak awal tahun cenderung stagnan.
Bahkan dalam sepekan, saham Telkom masuk dalam jajaran emiten yang ramai dilepas (net sell) investor asing. Dalam sepekan, saham Telkom tercatat net sell Rp 337,44 miliar, dengan nilai transaksi Rp 433,94 miliar. Net sell terbanyak dalam sepekan dipegang oleh saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) sebesar Rp </span>513,69 miliar.
Pada hari ini, saham Telkom ditransaksikan sebesar Rp 12 miliar dengan net sell asing Rp 20,72 miliar. Sentimen akuisisi anak usaha Telkom yang baru-baru ini direalisasikan belum mampu memberikan katalis positif saham BUMN telekomunikasi ini.Kendati demikian, secara analisis teknikal BCA Sekuritas, dalam riset per 12 Maret 2019, masih merekomendasikan saham Telkom. "Telkom menguji support level 3.730-3.750 dan menguji support level 3.800-3.850. HOLD jika mampu break dan bertahan di atas Rp 3.850. Stop loss jika break support level Rp 3.720."
Pada Maret ini, Telkom mengakuisisi perusahaan menara PT Persada Sokka Tama (PST) melalui anak usahanya, PT Dayamitra Telekomunikasi (Mitratel). Akuisisi tersebut dilakukan untuk memperkuat bisnis Mitratel di bidang menara telekomunikasi.
Mitratel mengakusisi 95% saham Persada Sokka, di mana akta jual beli terjadi pada Rabu (6/3/2019). Mitratel adalah anak usaha Telkom yang komposisi kepemilikan sahamnya dimiliki 100% oleh Telkom.
Adapun, Persada Sokka adalah perusaan yang bergerak di bisnis menara telekomunikasi yang memiliki 1.017 menara yang tersebar di beberapa wilayah di Indonesia.
https://ift.tt/2F92Lef
March 13, 2019 at 06:17PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Akuisisi Perdana Sokka, Saham Telkom Masih Tertekan"
Post a Comment