
Padahal, mayoritas bursa saham utama kawasan Asia yang ditransaksikan di zona hijau: indeks Nikkei naik 2,61%, indeks Shanghai naik 0,68%, indeks Hang Seng naik 0,1%, dan indeks Kospi naik 0,45%.
Selain itu, terdapat beberapa peristiwa yang terjadi pada emiten-emiten dan layak disimak oleh investor sebelum perdagangan hari ini, Rabu, dibuka.
1. 9 Tahun 'Puasa', BUMI Niatkan Bagikan Dividen 2023
Pemegang saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) tampaknya bisa semringah sedikit karena manajemen perseroan tengah mengkaji pembagian dividen, tapi setelah melakukan pembayaran 80% dari utang-utang perusahaan saat ini.
Itu artinya, untuk tahun ini, pemegang saham BUMI masih puasa dividen atas laba bersih pada 2018 atau sudah 9 tahun tanpa pembagian dividen. Rencananya pembagian dividen kemungkinan baru bisa dilakukan pada 2023 setelah mendapatkan izin dari para kreditur.
2. Anak Usaha ASRI Kaji Perubahan Perjanjian Utang US$ 245 Juta
Anak usaha PT Alam Sutera Realty Tbk (ASRI), Alam Synergy Pte. Ltd (ASPL), mengajukan perubahan ketentuan atau Consent Solicitation kepada pemegang surat untuk mengubah ketentuan dalam syarat-syarat surat utang senilai 245 juta dollar AS.
Jika ketentuan dalam perjanjian tersebut diubah akan memberikan fleksibilitas kepada perusahaan. Perubahan yang diajukan adalah sehubungan dengan ketentuan pembatasan pada indenture atau kontrak surat utang. Proses persetujuan tersebut mulai tanggal 12 hingga 27 Februari 2019.
3. Cerai dengan Rajawali, Tak Mudah Felda Angkat Kaki dari BWPT
Kabar pecah kongsi antara Grup Rajawali dengan Federal Land Development Authority (Felda), atas transaksi pembelian 37% saham PT Eagle High Plantation Tbk (BWPT) tampaknya akan ribet.
Upaya Felda untuk mengakhiri perjanjian kemitraan dan menuntut pengembalian US$ 500 juta atau sekitar Rp 6,99 triliun dana yang digunakan untuk mengakuisisi saham BWPT akan berlanjut dan panjang.
Pasalnya dalam perjanjian yang menyebutkan adanya put option atas transaksi tersebut harus memenuhi sejumlah syarat dan kondisi yang sudah disepakati.
4. Berkah Rebranding, Ramayana Prediksi Laba 2018 Naik 44%
PT Ramayana Lestari Sentosa Tbk (RALS) memproyeksikan laba bersih pada 2018 bisa naik sekitar 44% dari pencapaian pada tahun 2017 sebesar Rp 406,58 miliar.
Dengan asumsi demikian, maka laba bersih emiten berkode saham RALS ini bisa mencapai Rp 585,47 miliar. Hingga September 2018, laba bersih Ramayana sudah mencapai Rp 527,27 miliar, naik 43% dibandingkan dengan September 2917 sebesar Rp 367,80 miliar.
Adapun pendapatan hingga kuartal ketiga itu naik menjadi Rp 4,52 triliun dari periode yang sama tahun 2017 sebesar Rp 4,42 triliun.
5. Apa Kabar Integrasi Saka Energi-Pertamina? Ini Jawaban PGN
Manajemen PT Perusahaan Gas Negara Tbk (PGAS) menegaskan bahwa anak usaha perseroan yang bergerak di sektor hulu migas, yakni PT Saka Energi Indonesia, masih 100% milik perusahaan.
Demikian penegasan Direktur Utama PGAS, Gigih Prakoso, menjawab simpang siur informasi terkait rencana integrasi Saka Energi dengan Pertamina. Meski demikian, Gigih tidak membantah bahwa rencana integrasi itu masih tetap terbuka.
6. Urunan Rp 63 M, Anak BUMN Kelola Rest Area Tol Trans Jawa
Anak-anak usaha BUMN dipimpin oleh PT PP Tbk (PTPP) membentuk usaha patungan untuk meningkatkan pendapatan berulang (recurring income) dengan mengembangkan tempat istirahat dan pelayanan (rest area) Brexit KM 260B pada Jalan Tol Pejagan-Pemalang.
Adapun anggota perusahaan patungan itu yakni anak usaha PTPP, PT PP Properti Tbk (PPRO), PT Jasamarga Properti, PT Waskita Karya Tbk (WSKT), PT Perkebunan Nusantara XI, dan PT Rajawali Nusantara Indonesia (RNI).
Saksikan video wawancara eksklusif terkait laba Ramayana berikut ini.
(prm)
http://bit.ly/2DzWKoY
February 13, 2019 at 03:11PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Target Laba RALS sampai Nasib BWPT, Cermati Kabar Emiten Ini"
Post a Comment