Search

Neraca Dagang Jepang Terburuk Sejak 2014, Yen Dilibas Dolar

Jakarta, CNBC Indonesia - Mata uang Jepang, yen, dilibas dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan hari ini, Rabu (20/2/2019).

Melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi forex terkemuka dunia, yen kini diperdagangkan di level 110,767/dolar AS, lebih lemah dibandingkan posisi penutupan perdagangan kemarin (19/2/2019) di level 110,63/dolar AS.

Neraca Dagang Jepang Terburuk Sejak 2014, Yen Dilibas dolar AFoto: USDJPY M30, Sumber: MetaTrader 4

Rilis data ekonomi Jepang yang mengecewakan membuat pelaku pasar melepas yen dan beralih memeluk dolar AS.

Pada pagi hari ini, ekspor periode Januari 2019 diumumkan anjlok hingga 8,4% YoY, jauh lebih dalam dibandingkan konsensus yang memperkirakan penurunan sebesar 5,5% saja, seperti dilansir dari Trading Economics. Sementara itu, impor hanya melemah tipis 0,6% YoY, lebih baik dari ekspektasi yang memperkirakan kontraksi sebesar 2,8% YoY.


Alhasil, defisit neraca dagang Jepang bulan lalu tercatat senilai JPY 1,415 triliun, di mana ini merupakan defisit terdalam sejak Maret 2014 yang senilai JPY 1,45 triliun.

Di sisi lain, sejatinya sentimen yang menyelimuti dolar AS juga tak positif. Presiden The Fed New York John Williams mengatakan bahwa dirinya sudah puas dengan suku bunga acuan yang sekarang. Belum ada kebutuhan untuk menaikkannya, kecuali jika ada perubahan signifikan dalam proyeksi pertumbuhan ekonomi atau inflasi Negeri Paman Sam.

"Saya tidak merasa perlu adanya perubahan (suku bunga acuan). Namun akan berbeda ceritanya kalau ada proyeksi pertumbuhan ekonomi atau inflasi yang berubah," kata Williams kepada Reuters.

Komentar dari Williams melengkapi komentar dovish yang sebelumnya diucapkan oleh Presiden The Fed San Francisco Mary Daly. Daly menyiratkan bahwa bank sentral bisa saja tidak menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. Syaratnya adalah ekonomi AS melambat sehingga tekanan inflasi menjadi minimal.

"Jika ekonomi tumbuh, misalnya, 2% dan laju inflasi 1,9% dan tidak ada sinyal (tekanan harga) semakin besar, maka saya rasa belum saatnya menaikkan suku bunga (tahun ini)," kata Daly dalam wawancara dengan Wall Street Journal.


Mengutip situs resmi CME Group yang merupakan pengelola bursa derivatif terkemuka di dunia, berdasarkan harga kontrak Fed Fund futures per 19 Februari 2019, kemungkinan bahwa The Fed akan menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 bps pada tahun ini adalah 0,9%, turun dari posisi 15 Februari yang sebesar 5,8%. Jika dibandingkan dengan posisi bulan lalu yang sebesar 27,1%, maka penurunannya lebih besar lagi.

Namun, defisit neraca dagang Jepang yang begitu dalam terbukti lebih dominan dalam mendikte pergerakan pasangan mata uang USD/JPY.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/prm)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2GT0F3A

February 20, 2019 at 06:51PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Neraca Dagang Jepang Terburuk Sejak 2014, Yen Dilibas Dolar"

Post a Comment

Powered by Blogger.