
Hingga pukul 16:15 WIB, harga emas kontrak April di pasar COMEX melemah 0,2% ke posisi US$ 1.316,5/troy ounce, setelah sebelumnya juga ditutup melemah 0,46% pada perdagangan akhir pekan kemarin.
Selama sepekan, harga emas tercatat naik 0,99% secara point-to-point, sedangkan sejak awal tahun harga logam mulia ini sudah terangkat 2,71%.
Turunnya harga emas diakibatkan oleh beberapa perkembangan yang positif dari perekonomian dunia.
Salah satu yang paling berpengaruh adalah hasil dari perundingan dagang Amerika Serika (AS)-China yang terlihat makin positif. Bahkan Presiden AS Donald Trump mengatakan akan bertemu sendiri dengan Presiden China Xi Jinping untuk mengukuhkan kesepakatan baru antar kedua negara.
Belakangan dikabarkan bahwa pertemuan antara kedua kepala negara tersebut akan dilangsungkan pada akhir Februari, setelah Trump bertemu dengan pimpinan Korea Utara, Kim Jong Un di suatu tempat di Asia.
Meski ternyata pertemuan di Washington minggu lalu belum membuahkan hasil yang konkrit, namun pelaku pasar masih menilai bahwa kesepakatan dagang semakin dekat, mengingat kedua pucuk pimpinan negara akan bertemu.
Bila kesepakatan terjadi dan hubungan dagang dia raksasa ekonomi dunia kembali lancar, maka rantai pasokan seluruh dunia akan kembali bergairah. Dengan begitu perlambatan ekonomi dunia yang sudah berada di bawah kaki bisa diredam.
Pelaku pasar juga masih sumringah pasca rilis data tenaga kerja AS pada Jumat lalu (1/2/2019). Pasalnya pada Januari jumlah pembayaran upah tenaga kerja non-pertanian AS melonjak hingga 304.000 (yang artinya banyak tenaga kerja baru), jauh di atas prediksi konsensus yang dihimpun Reuters.
Data tersebut menunjukkan bahwa ekonomi di AS masih tetap kuat, di tengah gejolak perekonomian dunia. Meningkatnya jumlah tenaga kerja tersebut menyusul disetujuinya anggaran pemerintah, meskipun hanya untuk 3 minggu.
Meningkatnya optimisme investor membuat investasi di instrumen beresiko menjadi lebih menggiurkan. Hal ini membuat kilau emas sedikit meredup.
"Investor sekarang berfokus pada perkembangan dialog dagang [AS-China] dan apa yang dihasilkan darinya," kata analis ANZ, Daniel Hynes, seperti yang dilansir dari Reuters.
Selain itu, menguatnya nilai Dollar Indeks (DXY) juga membebani harga emas hari ini. Hingga pukul 16:15 WIB, nilai DXY telah naik sebesar 0,11%. Sebagai informasi, DXY mencerminkan posisi dolar di hadapan 6 mata uang utama dunia.
Kala nilanya meningkat, yang artinya dolar menguat, maka harga emas akan relatif lebih mahal bagi pemegang mata uang selain dolar.
TIM RISET CNBC INDONESIA (taa/gus)
http://bit.ly/2S5iXFv
February 04, 2019 at 11:41PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Harga Emas Kian Surut, Akankah Berlanjut?"
Post a Comment