
Menurutnya, pasangan calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto dan Sandiaga Uno bisa mengkritik data pangan yang dikelola pemerintahan kabinet kerja pada debat pilpres kedua mendatang. Pasalnya, data yang ada masih tidak tercatat dengan baik.
"Dari sisi pangan, kritisnya masalah data untuk produksi pangan," kata Faisal dikutip dari detikFinance, Senin (4/2/2019).
Faisal menilai, data pangan pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla masih belum tercatat dengan baik. Mulai dari konsumsi, sebaran antar daerah. Hal itu, kata Faisal menjadi penyebab keluarnya kebijakan impor di waktu yang tidak tepat.
"Ini masih simpang siur sehingga impor pangan belum tepat dari sisi volume dan timing-nya," jelas dia.
Meski demikian, kata Faisal, calon pasangan nomor urut 01 Jokowi-Ma'ruf Amin bisa menjual keberhasilan pemerintah dalam membangun infrastruktur hingga stabilisasi harga pangan melalui level inflasi relatif rendah.
"Yang jelas dari petahana jualan penting infrastruktur yang masif, lalu juga dari sisi stabilitas pangan dari inflasi yang relatif rendah, akan menjadi strong point yang dijual," ungkap dia.
Sebagai informasi, beberapa isu pangan yang menerpa pemerintahan Jokowi adalah impor beras, impor gula, impor jagung, hingga impor garam.
(dob/dob)http://bit.ly/2UCyadO
February 04, 2019 at 11:44PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Debat Pilpres, Isu Pangan Bakal Jadi Kelemahan Jokowi-Ma'ruf"
Post a Comment