Search

Tema Hari Ini: ECB, ECB, dan ECB

 

Malah yang ada justru kabar kurang sedap dari Eropa yang menjadi pemicu investor mencairkan keuntungan yang sudah diperoleh. Uni Eropa berencana untuk menyaring investasi asing (Foreign Direct Investment/FDI) yang masuk ke Benua Biru mulai bulan depan. Tujuannya adalah menjaga keamanan dan kepentingan strategis. 

"Dengan kerangka penyaringan investasi yang baru ini, kami akan memastikan bahwa investasi asing yang datang ke Uni Eropa benar-benar sejalan dengan kepentingan kita bersama," kata Jean-Claude Juncker, Presiden Komisi Uni Eropa, mengutip Reuters. 

Kebijakan ini lahir atas dorongan dua negara besar yaitu Jerman dan Prancis yang mulai resah dengan pola investasi asing, khususnya dari China. Perusahaan-perusahaan asal Negeri Tirai Bambu banyak mencaplok korporasi Eropa yang bergerak bidang teknologi. Misalnya akuisisi Kuka, perusahaan robotik asal Jerman, oleh perusahaan elektronik asal China, Midea. 

"Kami melihat bahwa ada peningkatan investasi di sektor strategis yang malah mengundang perdebatan. Oleh karena itu, kerangka baru ini akan memberi kami posisi untuk lebih baik dalam memonitor investasi asing guna melindungi kepentingan strategis," lanjut Juncker. 

Kabar dari Eropa ini semakin menegaskan bahwa China sepertinya akan mengalami perlambatan ekonomi karena sumbangan dari investasi bakal berkurang. Perlambatan ekonomi di China tentu akan mempengaruhi negara-negara lain di Asia. Akibatnya, pelaku pasar menjadi agak ragu untuk masuk ke pasar keuangan Benua Kuning. 

Faktor lain yang membuat pelaku pasar bermain aman adalah penantian terhadap hasil rapat Bank Sentral Uni Eropa (ECB). Investor berekspektasi Mario Draghi dan sejawat masih mempertahankan suku bunga acuan refinancing rate di angka 0%. 

Bahkan investor memperkirakan akan ada proyeksi yang lebih suram seputar perekonomian Benua Biru yang membuat ECB menunda rencana kenaikan suku bunga acuan. Awalnya ECB memperkirakan kenaikan suku bunga sudah bisa dieksekusi mulai musim panas (tengah tahun) ini. Namun dengan perkembangan di Eropa yang gloomy, mungkin tidak ada kenaikan suku bunga acuan sampai akhir 2019. 

Persepsi tersebut membuat investor memilih dolar AS. Sebab bagaimanapun dolar AS masih punya 'beking' yaitu The Federal Reserves/The Fed. Walau tidak seagresif tahun lalu, sepertinya Jerome 'Jay' Powell dan kolega masih dalam siklus menaikkan suku bunga acuan pada tahun ini. 

Bank Indonesia (BI) memperkirakan Federal Funds Rate naik sekali pada 2019. Meski hanya naik sekali, tetapi masih lebih bagus ketimbang ECB yang tidak sama sekali. Ini membuat dolar AS berpeluang kembali menjadi raja mata uang dunia, gelar yang disandang sejak tahun lalu. 

(BERLANJUT KE HALAMAN 2)

(aji/aji)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2Tlruov

March 08, 2019 at 12:47PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tema Hari Ini: ECB, ECB, dan ECB"

Post a Comment

Powered by Blogger.