Search

Tekuk Dolar Lagi, Euro Kokoh di Level Tertinggi dalam 2 Pekan

Jakarta, CNBC Indonesia - Euro melanjutkan performa apik terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada pembukaan perdagangan sesi Eropa, Selasa (19/5/19).

Pada pukul 14:49 WIB, euro dihargai 1,1349/US$, naik dibandingkan posisi penutupan hari Senin (18/3/2019) di level 1,1334/US$, melansir kuotasi pasar spot dari MetaTrader 4 yang merupakan penyedia platform transaksi foreign exchange (forex) terkemuka dunia. Ini adalah posisi terkuat mata uang Uni Eropa dalam dua pekan terakhir.

Euro kemungkinan akan semakin tangguh seiring dengan rilis data sentimen konsumen Jerman pada pukul 17:00 WIB.

Mengutip Forex Factory, angka indeks sentimen ekonomi di Jerman bulan ini diprediksi sebesar -11, membaik dibandingkan bulan Februari yang sebesar -13,4. Meski masih menunjukkan kondisi yang pesimis terhadap perekonomian (dilihat dari angka indeks yang negatif), setidaknya pesimisme yang ada tidak seburuk bulan sebelumnya.


Hingga Senin kemarin, euro berhasil menguat dalam enam dari tujuh hari perdagangan terakhir. Kombinasi antara tekanan yang dialami dolar AS jelang pengumuman kebijakan moneter The Federal Reserve (The Fed) serta kemungkinan aksi short covering terus membawa euro bergerak naik.

Sejak menyentuh level terendah 20 bulan pada 7 Maret lalu di level 1.1175/US$, kurs euro mungkin dipandang sudah murah oleh pelaku pasar, terlebih melihat faktor fundamental yang kini terlihat sama antara Zona Euro dengan Amerika Serikat.

Gubernur European Central Bank (ECB), Mario Draghi sebelumnya telah menyatakan bahwa perekonomian zona euro melambat dan tingkat suku bunga acuan kemungkinan akan ditahan lebih lama atau tidak ada kenaikan suku bunga di tahun ini. Ungkapan dari Draghi tersebut menjadi dovish karena sebelumnya ECB diperkirakan akan menaikkan tingkat suku bunga acuan di kuartal-IV tahun ini.


Dovish-nya ECB kemungkinan akan disusul The Fed yang akan mengumumkan tingkat suku bunga acuan terbarunya pada Kamis (21/3/2019) dini hari waktu Indonesia. Bank sentral paling berpengaruh di dunia finansial ini sebelumnya masih membuka peluang kenaikan Federal Funds Rate (FFR) sebanyak dua kali di tahun ini.

Tetapi, kini kondisinya sepertinya telah berubah. Serangkaian data yang menunjukkan pelambatan ekonomi kemungkinan membuat The Fed membatalkan niat untuk menaikkan FFR. Bahkan pelaku pasar kini mulai melihat kemungkinan pemangkasan FFR.

Mengutip situs resmi CME Group, berdasarkan harga kontrak Federal Funds Futures per 19 Maret 2019, terdapat peluang sebesar 25,2% The Fed akan memangkas suku bunga acuan pada tahun ini. Probabilitas tersebut meningkat dibandingkan minggu lalu yang sebesar 21,6% dan tidak menutup kemungkinan akan terus meningkat jika The Fed benar menunjukkan sikap dovish.

TIM RISET CNBC INDONESIA

(ank/prm)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2FlqGqR

March 19, 2019 at 10:15PM

Bagikan Berita Ini

Related Posts :

0 Response to "Tekuk Dolar Lagi, Euro Kokoh di Level Tertinggi dalam 2 Pekan"

Post a Comment

Powered by Blogger.