Search

Tak Cuma ke Asia, China Perluas Pengaruhnya hingga Uni Eropa

Paris, CNBC Indonesia - Para pemimpin China, Prancis, Jerman, dan Uni Eropa (UE) dijadwalkan bertemu di Paris, Selasa (26/3/2019), untuk mengadakan pembicaraan yang "belum pernah terjadi sebelumnya" tentang bagaimana meningkatkan hubungan negara mereka.

Pembicaraan mereka dilakukan meskipun ada kegelisahan akibat upaya investasi besar-besaran Beijing di Eropa.

Pertemuan para pemimpin itu diadakan menjelang diadakannya pertemuan Uni Eropa-China di Brussels bulan depan, dan sehari setelah Presiden China Xi Jinping menandatangani berbagai kesepakatan dengan Prancis, termasuk kontrak pesawat Airbus bernilai triliunan rupiah.

Dalam jamuan makan malam kenegaraan pada Senin malam, Presiden Prancis Emmanuel Macron mengatakan ia berharap akan dapat membangun pemerintahan global baru dengan China dan akan membahas ini pada pertemuan yang belum pernah terjadi sebelumnya dengan kanselir Jerman dan presiden Komisi Eropa.


"Ini adalah isyarat penting yang kami buat sekarang. Ini adalah bukti keterikatan Anda yang mendalam terhadap kerja sama China dengan Eropa ... dan keinginan saya untuk membangun Eropa yang kuat," katanya kepada Xi, mengutip AFP.

Kanselir Jerman Angela Merkel dan Ketua Komisi Uni Eropa Jean-Claude Juncker akan bergabung dengan Xi dan Macron di Elysee Palace untuk mengeksplorasi "titik konvergensi" antara dua raksasa perdagangan itu.

Pada hari Senin, China dan Prancis menandatangani belasan kesepakatan tentang tenaga nuklir, pertukaran budaya, dan energi bersih, sementara Beijing juga berkomitmen untuk membeli 290 unit pesawat Airbus A320 dan 10 unit pesawat A350 dari konglomeratsi Eropa, Airbus.

Berita yang pertama kali diumumkan saat kunjungan kenegaraan Macron ke China pada Januari 2018 tersebut, awalnya bertujuan untuk membeli 184 unit pesawat A320 untuk 13 maskapai penerbangan China.

Semua kesepakatan, termasuk ekspor ayam beku Prancis ke China, berjumlah total sekitar US$ 40 miliar.

Tak Cuma ke Asia, China Perluas Pengaruhnya hingga Uni EropaFoto: Presiden China Xi Jinping (depan) dan Perdana Menteri Tiongkok Li Keqiang tiba untuk sesi pembukaan Kongres Rakyat Nasional (NPC) di Aula Besar Rakyat di Beijing, Cina, 5 Maret 2019. REUTERS / Jason Lee

Kunjungan Xi menimbulkan tantangan khusus bagi Macron, yang ingin memperdalam hubungan Uni Eropa dengan China sambil menekan pengaruh global Beijing yang terus berkembang.

Berbicara di Istana Elysee pada hari Senin setelah pembicaraan dengan Xi, Macron membahas tentang "kemitraan Eropa-China yang kuat", menambahkan bahwa ini harus didasarkan pada "multilateralisme yang kuat" dan perdagangan yang "adil dan seimbang".

Sementara itu Xi menekankan bahwa "Eropa yang bersatu dan makmur cocok dengan visi kami tentang dunia multipolar".

"China akan selalu mendukung integrasi Eropa dan perkembangannya," tambahnya dalam sebuah pernyataan kepada pers.

Sekitar 200 tamu termasuk aktor Prancis Alain Delon, yang dikenal luas di China, komposer musik elektronik Prancis Jean-Michel Jarre dan aktris China Gong Li, turut menghadiri makan malam kenegaraan pada hari Senin itu.

Hubungan Dagang Jalur Sutera yang Baru

Di awal perjalanannya, Xi mengunjungi Italia, yang menjadi negara G7 pertama yang menandatangani proyek infrastruktur besar "Silk Road Baru" China yang telah memicu kegelisahan di Amerika Serikat (AS) dan Uni Eropa.

Macron mengumumkan bahwa Prancis dan China akan bekerja sama dalam sejumlah proyek investasi di beberapa negara yang terlibat dalam inisiatif ini, sebuah upaya besar-besaran untuk menghubungkan Asia dengan Eropa.

Italia tetap bekerja sama dengan China meskipun ada keraguan atas usaha besar yang dilakukan oleh negara-negara Eropa lainnya yang waspada terhadap pengaruh China yang terus meningkat.

Xi menegaskan proyek itu akan menjadi jalan investasi dan perdagangan dua arah.

Tetapi Komisaris Anggaran Uni Eropa Gunther Oettinger dalam sebuah wawancara dengan surat kabar akhir pekan lalu menyatakan "kekhawatiran bahwa di Italia dan negara-negara Eropa lainnya, infrastruktur yang memiliki kepentingan strategis seperti jaringan listrik, jalur kereta api kecepatan tinggi atau pelabuhan tidak akan lagi dimiliki Eropa, tetapi dipegang China".


Ketidakpercayaan Eropa terhadap raksasa telekomunikasi China Huawei, yang siap menjadi pemain dominan dalam teknologi mobile 5G generasi berikutnya di seluruh dunia, juga merupakan simbol dari hubungan yang semakin sulit.

AS meminta sekutu Eropa untuk tidak menggunakan teknologi Huawei dan mengatakan teknologi Huawei menciptakan risiko keamanan dan memungkinkan Beijing memperoleh informasi sensitif mereka.

Prancis sejauh ini tidak mengesampingkan penggunaan teknologi Huawei.

Saksikan video mengenai pemesanan pesawat Airbus China berikut ini.

[Gambas:Video CNBC]

(prm)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2OpUaXE

March 26, 2019 at 09:34PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Tak Cuma ke Asia, China Perluas Pengaruhnya hingga Uni Eropa"

Post a Comment

Powered by Blogger.