
Hanya saja belum dijelaskan bagaimana mekanisme pembeliannya seperti apa atas dua emiten tersebut.
Sampai pada akhirnya, dua hari lalu, Selasa (19/3/2019), manajemen VIVA dan MDIA mengumumkan rencana melakukan penambahan modal tanpa hak memesan efek terlebih dahulu (PMTHMETD/ private placement) dengan masing-masing akan menerbitkan saham sebanyak 10% dengan jumlah berbeda.
Menurut prospektus ringkas yang diterbitkan keduanya, aksi korporasi ini ditujukan untuk membayarkan utang anak usahanya masing-masing.
VIVA bakal membayarkan utang PT Lativi Mediakarya (LM) senilai US$ 9,94 juta (Rp 131,68 miliar, asumsi kurs Rp 14.000/US$).
Adapun MDIA akan membayarkan PT Cakrawala Andalas Televisi (CATV, pengelola televisi ANTV) atas Senior Facility Agreement dengan nilai sampai dengan US$ 21,94 juta (Rp 307,26 miliar).
Utang ini akan jatuh tempo pada Oktober 2019.
Pengumuman aksi korporasi ini seolah menjawab kabar mengenai Pieter dan Erick yang kemungkinan mencaplok perusahaan media tersebut. Namun, ketika dikonfirmasi keduanya menolak untuk berkomentar.
Saat ditemui di Gedung Bursa Efek Indonesia, Rabu (20/3), Pieter yang juga Presiden Direktur PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) menyebutkan bahwa dirinya memang tengah menjajaki untuk berinvestasi di bisnis baru, salah satunya media.
Namun, ketika disinggung mengenai VIVA dia menolak berkomentar.
"Bukan media saja, kan sifatnya konsorsium. Saya kan no comment, masih dijajaki dulu," kata dia.
Sementara Erick Thohir hingga saat ini masih tak memberikan jawaban saat dikonfirmasi lagi oleh CNBC Indonesia.
Menurut kabar yang diterima CNBC Indonesia, rencana Pieter dan Erick masuk ke VIVA merupakan bagian dari rencana untuk pengembangan bisnis perseroan menjadi stasiun televisi yang akan fokus pada siaran olah raga dan hiburan.
Simak pernyataan Erick Thohir soal kabar pembelian saham VIVA.
[Gambas:Video CNBC]
(tas)
https://ift.tt/2Wg8vbY
March 21, 2019 at 04:09PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Pieter Tanuri, Erick Thohir dan Rencana Caplok MDIA dan VIVA"
Post a Comment