Search

Jika Tak Libur, IHSG dan Rupiah Mungkin Tak Selamat

Jakarta, CNBC Indonesia - Pelaku pasar keuangan tanah air bisa sedikit berleha-leha pada hari ini. Karena memperingati hari raya Nyepi, perdagangan di pasar saham serta perdagangan rupiah di pasar spot menjadi diliburkan. Kalau saja tak libur, mungkin Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan rupiah tak selamat.

Bagaimana tidak, pada hari ini terlihat jelas bahwa investor tak berminat untuk masuk ke pasar keuangan Asia. Dari 5 indeks saham utama di kawasan Asia, sebanyak 4 diantaranya ditransaksikan melemah: indeks Nikkei turun 0,79%, indeks Shanghai turun 0,35% indeks Hang Seng turun 0,69%, dan indeks Kospi turun 0,41%.

Perlambatan ekonomi dunia yang kian terasa membuat investor memilih melepas instrumen berisiko dan mengalihkannya ke dolar AS selaku safe haven (indeks dolar AS menguat 0,01% hingga berita ini diturunkan).

Kemarin (6/3/2019), angka penciptaan lapangan kerja AS (di luar sektor pertanian) periode Februari 2019 versi ADP diumumkan sebanyak 183.000, lebih sedikit dari konsensus yang sebanyak 190.000, seperti dilansir dari Forex Factory.

Kemudian pada hari ini di Jepang, pembacaan awal untuk data Coincident Index periode Januari 2019 diumumkan di level 97,9, lebih rendah dari ekspektasi yang sebesar 100,6, seperti dilansir dari Trading Economics. Data ini merupakan statistik yang menggambarkan kondisi perekonomian Jepang. Semakin tinggi angkanya, maka perekonomian Jepang dikatakan berada dalam kondisi yang semakin kuat, begitupun sebaliknya.

Sebagai catatan, AS dan Jepang merupakan negara dengan nilai perekonomian terbesar pertama dan ketiga di dunia. Tekanan terhadap perekonomian kedua negara dipastikan memberi dampak signifikan bagi perekonomian negara-negara lain, tak terkecuali Indonesia.

Apalagi, sebelumnya sinyal perlambatan ekonomi sudah benar-benar nyata terlihat di China yang merupakan negara dengan perekonomian terbesar kedua di dunia. Pada hari Selasa (5/3/2019), Perdana Menteri Li Keqiang dalam pertemuan tahunan parlemen China mengumumkan bahwa target pertumbuhan ekonomi untuk tahun 2019 dipangkas menjadi ke kisaran 6%-6,5%. Sebelumnya, target pertumbuhan ekonomi tahun 2019 dipatok di kisaran 6,5%.

Jika yang terealisasi nantinya adalah target pertumbuhan ekonomi di batas bawah (6%), maka itu akan menjadi pertumbuhan ekonomi terlemah dalam nyaris 3 dekade. Pada tahun 2018, pertumbuhan ekonomi China tercatat tumbuh sebesar 6,6%. (ank/gus)

Let's block ads! (Why?)



https://ift.tt/2SJS1GM

March 07, 2019 at 09:20PM

Bagikan Berita Ini

0 Response to "Jika Tak Libur, IHSG dan Rupiah Mungkin Tak Selamat"

Post a Comment

Powered by Blogger.