
Meskipun prospek pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia masih cukup kuat jika dibandingkan dengan negara yang sepadan, namun Fitch memprediksi pertumbuhan ekonomi tahun ini akan berada di level 5,0%, yang mana lebih rendah dari tahun 2018 yang mencapai 5,17%.
Analis Fitch juga memperkirakan permintaan domestik tetap kuat, sedangkan ekspor kemungkinan akan tetap lemah sebagai dampak dari adanya perlambatan ekonomi global.
Dalam rilisnya, Fitch juga menegaskan bahwa kenaikan gaji Aparatur Sipil Negara (ASN) merupakan salah satu faktor yang bisa mendorong konsumsi masyarakat.
Alhasil, pertumbuhan ekonomi dapat dijaga. Hal ini sudah sewajarnya, karena 55,7% dari PDB Indonesia pada tahun 2018 disumbangkan oleh konsumsi rumah tangga.
Namun, ketergantungan aliran modal luar negeri akan meningkat pada tahun ini. Sebab, defisit transaksi berjalan (CAD) tahun lalu makin lebar, bahkan mencapai 2,98% terhadap PDB, yang merupakan paling rendah sejak 2014.
Aliran dana masuk pada portfolio menjadi penting karena 37% dari utang pemerintah yang berdenominasi rupiah dipegang oleh investor asing. Sedangkan aliran dana yang melalui Penanaman Modal Asing (FDI) hanya mencapai US$ 22 miliar (2,1% PDB) meskipun adanya usaha yang tinggi pada tahun 2018.
Artinya, usaha untuk meningkatkan investasi di sektor riil memang perlu ditingkatkan. Baru-baru ini bahkan Presiden Joko Widodo beberapa waktu lalu sempat melontarkan wacana pembentukan menteri khusus yang mengurusi bidang investasi. Dengan begitu, diharapkan ketergantungan pada investasi portofolio yang merupakan hot money (gampang masuk-gampang keluar) bisa dikurangi.
Cadangan Devisa yang meningkat menjadi US$ 123 miliar pada bulan Februari juga bisa dibilang cukup baik. Pasalnya dengan jumlah tersebut, Indonesia mampu membiayai seluruh transaksi berjalan hingga 5,5 bulan. Sedikit lebih baik dibandingkan negara-negara sebanding yang mediannya sebesar 4,9 bulan.
Fitch juga memperkirakan tingkat inflasi pada tahun 2019 berada di level 3,4%. Hal ini berkaitan dengan prediksi tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) yang akan bertahan di posisi 6% hingga 2020.
Dengan begitu, daya tarik aset-aset finansial dapat dijaga.
Fitch menilai bahwa rasio utang yang dijaga pada level 29,8% pada tahun 2018 masih cukup rendah. Diperkirakan rasio utang pemerintah terhadap PDB akan tetap stabil dalam beberapa tahun mendatang.
Itupun jika pemerintahan yang akan datang tetap menjaga defisit anggarannya tidak lebih dari 3% terhadap PDB. Sebagai informasi, pada tahun 2018, defisit anggaran pemerintah berkurang menjadi hanya 1,8% terhadap PDB, dari yang semula 2,3% pada tahun 2017.
Akan tetapi, adanya pemilu tahun ini menambah kemungkinan adanya perubahan arah kebijakan ekonomi.
TIM RISET CNBC INDONESIA
(taa/taa)
https://ift.tt/2FbCQS7
March 14, 2019 at 11:01PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Fitch: Rating Indonesia Tetap BBB Dengan Outlook Stabil"
Post a Comment