Misalnya, maskapai penerbangan murah, Norwegian Air Shuttle, yang melakukan grounded (penghentian terbang sementara) untuk 18 pesawat Boeing 737 MAX 8. Penghentian terbang ini menunggu selesainya investigasi penyebab insiden jatuhnya Boeing 737 MAX 8 milik Ethiopian Airlines.
Karena penghentian ini, Norwegian Air Shuttle akan meminta kompensasi dari Boeing.
"Kami akan mengirimkan semua tagihan ke Boeing. Warga Norwegia seharusnya tidak menanggung kerugian keuangan karena pesawat baru ini tidak bisa terbang," demikian pernyataan juru bicara Norwegian Air Shuttle, Lasse Sandaker-Nielsen, kepada situs berita keuangan www.e24.no, seperti dilansir dari AFP, Rabu (13/3/2019).
Di Indonesia, PT Garuda Indonesia (Persero) Tbk (GIAA) juga berencana untuk melakukan hal serupa, apalagi mengingat sudah empat hari maskapai melakukan grounded untuk pesawat 737 MAX milik mereka.
"Walau cuma satu pesawat, ya harusnya ya (tetap minta kompensasi ke Boeing), karena kami sudah tidak beroperasi empat hari kan," ujar Direktur Utama Garuda Indonesia Ari Askhara saat dijumpai di Kementerian BUMN, Jakarta, Kamis (14/3/2019).
Lebih lanjut, ia mengatakan, ada formula perhitungan untuk kompensasi tersebut. Namun ia mengakui pihaknya belum melakukan penghitungan. Pasalnya, ia ingin melihat, apabila jumlahnya tidak signifikan, bisa digunakan untuk hal-hal lain dalam negosiasi dengan pihak Boeing.
"Kami lihat dulu, kalau misalnya jumlah nominal dan potensi nominal tidak signifikan bisa kami gunakan untuk negosiasi, misalnya tukar dengan Boeing jenis lain, karena bagi Garuda yang penting bagaimana kami mendapatkan pesawat yang safety, reliable di 2021 dan seterusnya," pungkas Ari.
![]() |
https://ift.tt/2O6tGdx
March 15, 2019 at 03:27PM
Bagikan Berita Ini
0 Response to "Dilarang Terbang, Ramai-ramai Minta Ganti Rugi ke Boeing"
Post a Comment